Di Musim Panas....

Summer is coming :)
Wawww tidak sabar menikmati libur musim panas ini, apalagi mengisi liburan dengan kegiatan positif. That's nice idea. Apapun liburan kalian, jj, muncak, meet up, traveling, internship, parttime, etc, pastikan liburanmu nggak gabut2 di rumah yaa... Keep spirit for everything in ur life. U only live once. Nggak sabar jg ndengerin cerita2 teman2 saat kembali ke bangku kuliah.

Berhubung liburan Hafni yg semula buka lapak marketing in kos @amalia_muslimahkost , launching @hay.project pas wisudaan Juli, drama pindahan kos, survei COA, bolak-balik smg solo untuk sesuatu yg diikhtiarkan *read: monev PKM, tp belum lolos pimnas hahaaa*. Sampai akhirnya pengin jj ke Bogor, mnikmati liburan yg memang libur, bukan lembur-an.

Okayy tanpa basabasi, I will start this post.
So aku tertarik banget untuk ikutan Summer Course, semenjak Pak Eksa (dosenku) ngeshare post tentang pendaftaran Summer Course. Tanpa pikir panjang, aku langsung tertarik join this event. Why? I know my knowledge about pertanian sangat rendah, lokal an aja gituu. Yauda, ku ikutan aja Summer Course ini. Ternyata ekspektasi dan realita nya sangat berbeda. Realitanya lebih menyenangkan daripada ekspektasi hehee :) That's so fun. I can practice and upgrade my English skill. My pronunciation so medok jawa banget pokok e.

Dahh lah, bismillah, gasspoll ikutan nih acara

Perjalanan ke Bogor
Perjalan ku ke IPB menggunakan bis Gunung Mulia dari Solo. Cuma bayar 165rb dah sampai Dramaga, Bogor. Kok pilih bis haf? kan ada kereta lebih murah. Ya karena biar ngga ribet pindah stasiun, naik turun KRL, jalan, nge grab dsb, cari bis aja yang mudah :)

Sampai Dramaga,langsung dijemput oleh Fifin, anak TMB asal Sragen. Kami langsung diantar ke penginapan Landhuis dan bertepatan minggu pagi, kami bertiga  langsung ke kayak pasar tumpahnya di IPB, aku lupa namanya. Klo di UNS namanya SunMor (Sunday Morning). Jualan banyak jajanan gituu, harga nya juga murah meriah, hampir sama kayak Solo. Sorenya kami hunfot foto di IPB ikon, sambil menikmati atmosfer maba-maba IPB yang mulai berdatangan. Malamnya, dah capek keliling IPB, karena setiap saat kita harus jalan, green campus banget lahhh.


Gibliknya, sejak SMA ngga pernah tertarik atau kepikiran masuk IPB, minat aja nggak samsek. Ya karena jauh juga sih dari Semarang. Padahal jelas2 IPB paling bagus pertaniannya. Eh aku kemakan opini kakak kelas, bagus an kampus sebelah, yg pernah ku damba2kan :((( *apaan sihh. Intinya, cari univ jangan dari opini 1 orang aja, harus berdasarkan berbagai sumber. Klo dah gini, nyesel deh wkkwkkk. Padahal yo belum tentu bakal keterima jadi mahasiswa IPB hahhaaa... Sok-sok an banget Hafni  >_<. Buat anak IPB semangattt kuliahnya, ilmu pertaniannya komplit banget, dosennya juga keren-keren, mantulll dehhh :). Buat anak UNS, kita harus mengejar ketertinggalan, kurangi malesnya, banyakin mainnya & rajin in update info terbaru seputar pertanian, karena maju tidaknya pertanian Indonesia ditentukan dari sikap generasi mudanya *asyik ngomongnya bener. 


Lanjut, cerita Summer Course di post selanjutnya :)



Minder dengan Potensi Diri


Singkat cerita, aku pernah berada di puncak minder sama potensi diri.
Takut gagal, takut nggak bisa, takut diketawain, dan segala ketakutan lainnya. Padahal pernah aku tulis dalam life plan menjadi Duta Genre, dengan harapan bisa berbagi kebermanfaatan ke orang lain. Karena minder, ngga persiapan sama sekali, jg jelas aku benar2 nggak PD. Bisa dibilang menyerah sebelum bertanding, hopeless lah pokonya, cuma ngikutin alur seleksi Duta Genre untuk ngelaksanain life plan. Sampai ak minta Nabel, Yuns, Alifia & Caul motivasiin aku buat ikutan Duta Genre *ngga pede bngt gue wkwkwkk.


Akhirnya???
Nggak lolos 10 besar, nyesel kan? Putusin gue *ngetiknya sambil nyanyi YoungLex hahahaa* Penyesalan bakal datang di akhir. Ketidak-percayaan diri membawa kita takut bertindak, takut mencoba dan pikiran negatif lainnya.

Ternyata diakhir seleksi, dishare hasil penilaian, ternyata aku ranking 13 dari 34, lumayan buanget tuh buat orang newbie & tanpa persiapan samsek. Dalam hati : Tau gitu aku totalitas banget, PD dan yakin dengan diriku sendiri.
Kalau aku sendiri nggak yakin, apakah orang lain bakal meyakini potensi mu?


Gadget, Pendidik Pertama Si Kecil

Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian

Belikan Gadget untuk Si Kecil

Zaman now memang era digitalisasi. Semua sangat mudah diperoleh melalui layanan digital, baik makanan, pakaian, pendidikan, dan berbagai kemudahan layananlainnya, yang bahasa kekiniannya layanan tersebut tergolong dalam start up.So this is start up lifestyle in daily life. Nggak ada salahnya kok muncul berbagai kemudahan dan digitalisasi segala bidang, hal ini malah memudahkan kerja kita, jadi makin efisien gituuu.

Anw, udah ngerasain belum, dampak era digital bagi Si Kecil. Banyak banget orang tua zaman now yang memberikan gadget ke Si Kecil, padahal belum waktunya. Hmm hal ini menjadi fakta menarik yang harus dibenahi. Bagaimana tidak? anak umur 5 tahun seharusnya menikmati kasih sayang rangtua, malah dibelikan gadget baru, agar anak tidak kesepian. That's a problem.



Be Authentic and be yourself

 I know that is like the conventional journaling medium shifted to the digital footprint. In my assumption, there are few readers in this bl...