Waktu



Time is Money or Time is Sword? 
Waktu terus berjalan, detik demi detik, menit demi menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun. Hingga akhirnya berada di tempat peristirahatan terakhir. Apakah waktu yang ada sudah digunakan secara optimal? Apakah kita bisa kembali ke masa lalu? Mengulang kembali waktu yang pernah terlewat?

Rasulullah Saw. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ
“Dua nikmat dimana banyak manusia yang tertipu; nikmat kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari). 
Terkadang kita masih lenggah dengan waktu luang, belum bisa memanage waktu dengan baik, bahkan waktu yang dihabiskan belum bermanfaat. Apabila kita tidak menyibukkan diri dengan hal-hal positif, maka diri akan terperangkp dalam hal-hal negatif. Memang susah sih untuk mengistiqomahkan semangat dan berbuat positif, kadang masih ada aja malas. 

Gunakanlah masa muda mu dengan sebaik-baiknya. Tetaplah konsisten memperbaiki diri every time, everyday, Bismillah. 

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.

Ayok berkarya selagi muda. Salam generasi muda :)

#selfreminder


My Spirit and My Everything


They are my hero and my everything
Di saat malas ngapa-ngapain, saat lelah beraktivitas, merasa capek akan sesuatu. Ingatlah masih ada orang yang tak lelah berjuang menyenangkan anak-anaknya. 
Ridha Allah merupaka ridha orang tua. Selalu mintalah restu dari orang tua dalam melakukan sesuatu. Jangan lupa kembali ke rumah disela-sela kesibukan mu di tanah rantau. 

#selfreminder buat aku yg sok sibuk

Allah lagi, Allah lagi, Allah terus


Di saat sendiri & sepi, terkadang aku berfikir "Apa tujuan hidup ini?" Meski aku tahu jawabannya beribadah kepada Allah, namun kadang ku masih mengulang-ulang pertanyaan tersebut. Bangun tidur - shalat - aktivitas kuliah dll - bersosialisasi - tidur lagi - terulang lagi. Entah smpai kapan raga ini berada di dunia. Apakah bekal sudah cukup? Apakah amalan kita sudah banyak? Seberapa besar manfaat mu bagi orang lain? Sudahkah berbakti kepada orang tua?  Berbicara mengenai aktivitas hidup di dunia, orientasikan untuk melakukan sesuatu karena Allah. Niatkan untuk mencapai ridha Nya. Banyak hal yang harus saya perbaiki dari diri saya sendiri, terutama niat dalam beraktivitas.

Menkutip dari ensiklopedia Islam yg saya baca,
Kita menemukan banyak orang yang sanggup bersabar menghadapi berbagai musibah, namun saat Allah Swt memberi kelapangan dunia, mereka justru tidak bersabar. Kita juga sering menemukan orang, yg ketika tdk punya justru rajin beribadah dan berjamaah, tetapi setelah Allah membukakan rezeki, justru lupa daratan. Jauh dari ibadah, terlena kesenangan sesaat, dan kurang bersyukur.

Padahal, dibalik kenikmatan yg berkilau, kita sedang mendapat ujian luar biasa. Kita dengan penuh kesadaran bisa dekat dengan Allah di kala susah dan kekurangan, tak henti-hentinya berdoa pada Allah agar dilepaskan dari belenggu kekurangan. Kita menjadi rajin beribadah dan menambah ibadah sunnah. Situasi akan berubah saat kondisi berkecukupan. Kita lupa bahwa kepercayaan yang diamanahkan Allah tidak boleh disia-siakan. Akan sanggupkah kita berada dalam keseimbangan, dikala susah dan senang??? Semoga Allah selalu menjaga iman kita untuk selalu ingat pada Nya.

#selfreminder

Tak ada salahnya untuk mencoba

Bismillahirrahmanirrahim

[Intro]
Di tengah syahdu nya malam, saat libur lebaran. Akhirnya aku mulai menulis blog lagi. Menuliskan bagian dari pengalamanku yang belum ku publish. Bukan maksud memamerkan atau sombong. Hanya sebagai tulisan yang sekiranya bisa memotivasi atau bermanfaat bagi pembaca blog. Memang nulis disaat yang tak tepat / timing nya telat, menjadikan sesuatu yang dipublish pun basi / tdk up to date. Yaudah deh, memang baru bisa nulisnya sekarang. Bismillah #30harimenulis menjadi project liburan Hafni kali ini. Semangat :), dan aku pun mulai menyemangati diri ini agar tidak terjebak zona nyaman libur semester dan lebaran ku.

______________________________________________________________________________

Februari, 2018

Di tengah kegabutan libur semester 3, yang sangat-sangat sebentar.
Drett drettt, hp ku bergetar, menandakan ada pesan masuk. Ternyata ada notif terbaru dari grup Mahasit (grup angkatan pkp 16). Ada jarkoman mengenai Pilmapres (Pemilihan Mahasiswa Berprestasi) PKP. Ternyata PKP sedang mencari calon mapres yang bakal diajukan ke seleksi fakultas. Aku pun mulai tertarik untuk ikutan mengumpulkan berkas, aku mah mikirnya buat pengalaman aja dulu, toh ada kating 2015 juga yang lebih berpengalaman & kompeten. Tepat di hari terakhir DL pengumpulan berkas, aku baru beranjak mem fc & mempersiapkan berkas, mbikin KTI, dan ngumpulin niat buat numpuk berkas di prodi juga. Fyuhh, akhirnya the power of DL ku keluar semua. But, akibat menunda2 ngumpulin berkas, siang harinya mati lampu, dan aku harus menunda ngeprint & baru bisa ngumpulin besok paginya.___. That's the impact of my bad habit 'DL-ners'. Alhamdulillah, it's done.
Foto bersama Pembagian Reward Pilmapres Prodi. Btw, ak ngambil foto dr ig ny nabel 

Ternyata... jeng jeng jeng... Yg baru ngumpulin cuma 2 orang (termasuk aku). Karena yg ikut cuma 2 aja, ya kan ga asik ya, yauda nego ke dosen buat memperpanjang pendaftaran Pilmapres. Alhamdulillah dpt perpanjangan sampe tgl 19 Februari. Ternyata masih sama, yang daftar baru 2 orang, lanjut lagi perpanjangan sampe tgl 22 Februari. That's the right DL of pilmapres pkp. Akhirnya tim hore Pilmapres pkp dr grup Pengagas Cerita (ini grup apa hayoo?), ikutan nge pc in jarkoman Pilmapres & membujuk teman2 ikutan Pilmapres. Dari sekian orang yang di pc, alhamdulillah masih ada yang tertarik mencoba daftar Pilmapres. Susah juga membujuk teman2 yang menurutku kompeten untuk ikutan event ini. Sebenarnya Pilmapres bukan ajang yang menakutkan kok gaiss... Jangan takut buat melangkah di Pilmapres, jangan takut kalah, yokk kita mencoba bersama2 :). Setelah berusaha meyakinkan beberapa teman yang tertarik ikut Mawapres, ternyata memiliki problem binggung untuk membuat KTI.

Setelah diskusi & bertanya2 tentang KTI, akhirnya kami (aku & beberapa anak Mahasit) melakukan diskusi online membahas KTI, dadakan banget waktunya. Aku appreciate banget ke Nabela, Yunita, Tika, dan Winda, meski mepet DL mereka masih berjuang untuk ikutan berpartisipasi dalam Pilmapres. Apalagi @nabelafona dan @yunita yang semangat pantang menyerah menyelesaikan KTI, di kelas pun masih berjuang nulis.

Singkat cerita, tgl 27 Februari, di pagi yang cerah. Tepatnya pukul 06.10 ada pesan masuk dari Pak Eksa, beliau selaku tim Pilmapres PKP menyampaikan pesan klo aku kepilih mewakili prodi untuk maju ke Pilmapres fakultas & memperbaiki KTI yang sudah kubuat. Omaygat, pagi2 dan kaget banget kayak gini. Aku pun binggung & gak percaya, lha aku aja cuma iseng ikutan Pilmapres, lagian masih ada kating 2015. Aku pun menanyakan terkait seleksi presentasi tingkat prodi, ternyata ditiadakan & seleksi mawapres dilakukan berdasarkan seleksi berkas. Hmm... di saat seperti ini aku binggung dan mulai bertanya, apa bisa aku menjadi Mawapres? Apakah aku amanah dipilih menjadi Mawapres, yg notabene mnjadi role model untuk teman2 PKP? Apakah aku pantas? dan berbagai pertanyaan pesimis lainnya. Ya gimana engga bertanya2, jujur aku punya bad habit selama berkuliah, entah telat masuk kelas, masih suka tidur di kelas, kadang korupsi (ngga jujur) saat ujian, TA (titip absen), suka ngobrol sendiri dikelas.

Bismillah, semangat berjuang untuk step selanjutnya, yaitu seleksi tingkat fakultas. Aku diberi waktu 3 hari untuk penyesuaian berkas dan revisi KTI, harus bolak-balik mawa fp juga. Jeng-jeng saat nya tiba, tgl 1 Maret 2018 adalah waktu presentasi Pilmapres FP. Dan terjadi lagi, bad habbit ku sebagai seorang Deadliners. Aku ngebut melengkapi berkas Pilmapres di jam 7 - 8 pagi, ribet juga pemberkasannya. Lanjut, aku belum bikin PPT lagi, oh no. Jam 8.15, setelah beres fotokopi dll, aku beranjak menyelesaikan PPT. Padahal jam 9, presentasi dimulai. Aku pun tidak ada persiapan latihan presentasi, dll. Semua nya spontan, dan aku pun gugup saat presentasi, ditambah aku berada diruangan lama sekali, daripada peserta pilmapres lainnya. Fyi, ternyata aku anak 2016 sendiri dalam Pilmapres fakultas. Bismillah menampilkan yang terbaik untuk prodi PKP. Tak lupa, aku meminta dukungan teman2 Mahasit untuk mendokan ku, menurutku doa itulah yang memperlancarku dalam presentasi. Thank u so much sedulur Mahasit, love love kalian. Saat sore pun tiba, ada pesan masuk dari Pak Eksa, Alhamdulillah Hafni dapat Juara 2 Mawapres Fakultas. Gilakk.. aku nggak nyangka bakalan dapat kayak gini, Barakallah for me.

Ya Allah, banyak sekali nikmat yang Engkau beri. Aku pun nggak percaya aja bisa seperti ini, semua proses ini bukan karena usaha saya saja, support teman2, organisasi yang memberikan mindset kebaikan, dan berbagai dukungan pihak lain. Bismillah, teruslah berusaha memberikan contoh yang baik, meski gelar Mawapres PKP memang berat, cobalah untuk memperbaiki diri dan amanah saling mensupport kawan2 ke arah prestasi & kebaikan, amiin.





Regulasi Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Mengolah Bahan Organik sebagai Upaya Pengurangan Pupuk Bersubsidi


Realita Kelompok Tani
Kelompok tani merupakan suatu wadah yang dibentuk sebagai wadah komunikasi antar petani. Kelompok tani berfungsi sebagai organisasi petani dalam mengusahakan usaha taninya. Kegiatan rutin kelompo tani dapat berupa diskusi permasalahan pertanian, mencari solusi bersama, penyuluhan pertanian, dan menghimpun bantuan pertanian di setiap desa serta egiatan lainnya yang berkaitan memajukan sektor pertanian bersama. Namun, realita yang terjadi di lapangan, masih banyak kelompok tani yang kurang aktif melakukan kegiatan diskusi pertanian, sehingga kelompok tani dianggap tidak memberikan dampak bagi petani.
Berdasarkan penelitian sensus pertanian 2013, hanya 30% petani yang tergabung dalam kelompok tani. Faktor ketidakminatan petani tergabung dalam kelompok tani adalah kurang massif dan intensifnya pendamingan pemberdayaan bagi kelompok tani. Masih banyak ditemui, penyuluh pertanian yang kurang berperan dalam pendampingan kelompok tani. Sehingga kelompok tani hanya digunakan sebagai media penerimaan subsidi dan bantuan alsintan. Sistem pemberdayaan kelopok tani yang tidak berkelanjutan dan dianggap setengah-setengah, membuat petani tidak berpartisipasi optimal. Hal ini sangat fatal terjadi, sebab berdasarkan sensus, 47% petani responden mengaku pendapatan mereka tidak cukup. Namun para petani enggan untuk meng upgrade ilmunya dan enggan bergabung dalam kelompok tani. Faktor lain menyatakan, petani enggan mengikuti kegiatan kelompok tani dikarenakan penyuluh pertanian tidak dapat mengatasi permasalahan petani di lapangan. Kritik petani terhadapa penyuluh adalah informasi yang diberikan penyuluh tidak valid dan tidak mengatasi permasalahan yang ada.
Masalah ini merupakan pekerjaan rumah bagi kedua belah pihak, baik petani maupun innovator dan penyuluh pertanian. Petani dituntut untuk sadar akan kewajiban mencari ilmu dalam berpartisipasi aktif di kelompok tani. Sedangkan innovator dan penyuluh pertanian harus mencari pendekatan dan intensif mendampingi petani hingga berdaya. Sinergi antara kedua belah pihak dapat diwujudkan dalam suatu rekaya sosial. Salah satunya pembuatan regulasi Pengolahan Bahan Organik di setiap kelompok tani.

Anggaran Subsidi Pupuk
Berdasarkan data yang penulis ambil dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019, disebutkan bahwa rata-rata realisasi penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2010-2013 adalah 87,85%. Persentase realisasi subsidi pupuk tertinggi sebesar 102,87% pada tahun 2012 sedangkan dan persentase realisasi terendah pada tahun 2010 sebesar 77,61%. Berdasarkan analisis data, realisasi subsidi pupuk 5 tahun terakhir cenderung tidak sesuai dengan alokasi subsidi pupuk yang ada. Keadaan ini memburuk saat 2014, realisasi pupuk bersubsidi hanya mencapai 50,22%. Padahal alokasi pupuk sebanyak 7.778.000 ton, dengan subsidi yang terealisasi sebanyak 3.906.018 ton.  Alokasi subsidi pupuk PSO (Public Service Obligation) tahun 2014 senilai 18 Miliar. Peningkatan anggaran terjadi dari tahun ke tahun. Sedangkan anggaran APBN yang digelontorkan untuk pupk bersubsidi sebesar 21 triliyun rupiah. Sungguh fantastis uang sebanyak itu.
Lalu, kemanakah subsidi pupuk seberat 3.871.982 ton?? Apakah lembaga penyalur sudah menjalankan amanahnya dengan baik? Atau ada motif lain dibalik kejadian ini?
Beberapa permasalahan dalam penyaluran pupuk bersubsidi adalah pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang belum valid, di mana terdapat indikasi penggelembungan (markup) luas lahan dan jumlah petani. Pada aspek penyaluran/distribusi, penjualan pupuk dengan harga di atas HET, penjualan pupuk kepada petani yang tidak terdaftar dalam RDKK, tidak dipasangnya spanduk pengumuman harga, penyaluran pupuk yang tidak sesuai dengan DO (Delivery order), keterlambatan distribusi, kelangkaan, penggantian kemasan, penimbunan, penjualan di luar wilayah distribusi, dan terdapat pengecer yang tidak resmi. Sedangkan terkait aspek pengawasan, Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP) di tingkat provinsi maupun kabupaten belum menjalankan fungsi pengawasan secara optimal. Mereka dinilai tidak memahami sepenuhnya tugas dan fungsinya, tidak membuat laporan pengawasan, serta kurangnya dana untuk melakukan pengawasan
Dalam membentuk sistem regulasi subsidi, alangkah baiknya anggaran tersebut digunakan sebagai pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pengelolaan bank sampah organik. Alokasi anggaran pupuk subsidi yang digunakan sebagai bank sampah organic akan menuntun kelompok tani dalam mengolah kompos secara mandiri. Petani tidak perlu menggantungkan pupuk subsidi dalm menjalankan usaha taninya. Alokasi dana dapat dilakukan dengan pemberian bantuan investasi Alsintan pengolahan pupuk seperti granulator, modul, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Teknis dilapangan dalam proses pemberdayaan dilakukan sebagai berikut :
1.     Menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan petani terhadap pengolahan tanah dan ketersediaan bahan organic
2.     Melakukan pemantapan hubungan pertukaran informasi, bisa melalui media diskusi di kelmpok tani.
3.     Mendiagnosa masalah yang dihadapi berupa kurang nya kebutuhan pupuk
4.     Membangkitkan kemauan petani untuk berubah dan mengelola bank sampah organi menjadi pupuk
5.     Innovator, penyuluh, dan petani secara bersamaan mweujudkan kemauan dalam aksi nyata.
6.     Penyuluh menjaga kestabilan penerima inovasi (petani) an mencegah ketidak berlanjutan inovasi.
7.     Mengakhiri hubungan ketergantungan dan terbentuklah kemandirian suplai bahan organic

Penutup
Sejatinya pertanian merupakan managemen pengelolaan siklus bahan organic (unsur mineral tanah dan faktor lainnya) dalam budidaya tanaman. Apabila manajemen kesuburan tanah, regulasi pemerintah, pemberdayaan, dan rekayasa sosial dilaksanakan secara proporsional terciptalah suatu sistem pertanian berkelanjutan. Peran petani sebagai manager pengolahan unsur organic bagi tanaman harus menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga pengetahuan petani terkait pengolahan lahan dan budidaya harus selalu di upgrade.  Sama halnya dengan pihak lain, seperti penyuluh pertanian, diwajibkan untuk update terkait pengetahuan terbaru pertanian serta penyampaian dan gerakan rekaasa sosial dapat berjalan efektif di petani. Pendekatan yang dilakukan harus bersifat bottom up dan top down. Pendekatan bottom up dilakukan untuk mengadvokasikan regulasi mengenai alokasi dana subsidi pupuk ke pembuatan dan pemberdayaan bank sampah organic dalam kelompok tani. Sedangkan pendekatan top down dilakukan penyuluh dalam pemberdayaan petani dan merangkul petanidalam melakukan pengelolaan dan managerial bank sampah organic.


Be Authentic and be yourself

 I know that is like the conventional journaling medium shifted to the digital footprint. In my assumption, there are few readers in this bl...