Kumpul Anak Sosek di LKMM DPW 3 POPMASEPI

Apa itu POPMASEPI? ada yang tau? Popmasepi merupakan Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia. Popmasepi menghimpun anggotanya yang terdapat di 6 wilayah Indonesia, info selengkapnya cek website http://www.popmasepi.com .  HM Pelita UNS menjadi anggota POPMASEPI di Wilayah 3. Bulan November klo gak salah, aku ikut LKMM (Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa) DPW 3 POPMASEPI. Isinya pelatihan kewirausahaan, pelatihan public speaking, sosialisasi popmasepi, sosialisasi sidang, pembinaan wawasan kebangsaan, dan outbond bersama.

Di LKMM tersebut, berkumpul mahasiswa Sosial Ekonomi anggota DPW III. Asiknya yaa nambah pengalaman, ilmu, teman. Seru bangett ikutan LKMM, selain dengerin materi, dapat ilmu, mengemukakan pendapat, kita dapat networking juga.
Di akhir kegiatan, diadakan outbond bersama dan mbuat video Mannequin challenge.

Keseruan Outbond
Kandidat Koor LKMM DPW 3





PKP Squad dan lupa asal mas nya

Join Volunteer IAAS Aniversary 8 th Commite

Menyempatkan waktu nulis blog tentang IAAS  Anniversary oleh IASS LC UNS setelah 1 tahun lebih acara berlangsung. Anw, ada yang udah tau IAAS??? Klo anak-anak Faperta atau FP udah biasa banget denger organisasi IAAS di kampusnya.  IAAS singkatan dari  International Association of Students in Agricultural and Related Sciences, fyi IAAS merupakan organisasi internasional semacam AISEC lah klo yang masih binggung. 


Dalam ulang tahun IAAS UNS yang ke 8, IAAS memiliki serangkaian acara. Aku lupa sih detail acaranya apa aja. Klo gak salah, terdiri dari 5 acara besar, yaitu Biggest Way, Agriyoutheducare, Food Bazar "Harvest Food Party", I-Works, dan Closing Party. Biggest Way terdiri dari sharing schoolarship, making CV and Document, essay training, dan IELTS preparation n simulation. Acara Agriyoutheducare terdiri dari serangkaian acara lagi, ada TTE (Tribute to Earth, nanam pohon sebagai bentuk peduli dengan bumi), Agricultural On Training, dan Agriyoutheducare. Serangkaian acara tersebut terpisah-pisah hari dan lokasinya. International Workshop mengusung tema "Being Foodtrepreneur by pulses based bakery for healthy Indonesia" dengan konsep pemaparan theori, praktek langsung, dan working group. Pokoknya keren-keren deh acara IAAS Infinity 8. 

Aku disini mau sharing tentang acara AgriYouth EduCare, di mana aku ikut partisipasi menjadi partisipan dan panitia di acara ini. AgriYouth EduCare bertujuan untuk meningkatkan perkembangan VCP (Village Concept Project) Desa Kemuning. Sasaran dari AYEC adalah warga Kemuning dan partisipant dari mahasiswa. Acara AYEC dimulai dengan Penyuluhan Pertanian Mengenai Perlindungan Tanaman Cengkeh, karena mayoritas warga Kemuning merupakan petani cengkeh dan teh. Dilanjutkan Penyuluhan membuat MOL organik. Fyi, MOL adalah Micro Organism Local atau biasa disebut pupuk cair organik. MOL yang didemonstrasikan berasal dari daun bambu yang difermentasi dengan air gula sebagai starter. Lebih detail cara pembuatan MOL akan aku share di postingan selanjutnya. Yang gak kalah ketinggalan, ada edukasi mengenai pembekalan enterpreunership. Pengisinya merupakan owner dibidang perkopi an, aku lupa nama produknya apa. Setelah serangkaian acara tersebut, peserta diajak berkeliling di Rumah Jamur.

Kami melakukan mini tour di Rumah Jamur, melihat cara pembuatan bibit jamur tiram, pemeliharaan jamur, dan perawatan jamur tiram. Kami mendapat pengetahuan baru mengenai budidaya jamur tiram, penyakit pada jamur tiram, dan kendala serta solusi yang ada. Harga jamur di tempat tersebut murah banget daripada di Kota Solo, harganya cuma 10 ribu / kg, pada saat itu bulan November 2016.  Pokoknya asikk banget acara AYEC di hari itu. Semoga program AYEC bisa memberikan manfaat pemuda untuk Membangun Indonesia dari Desa. 



Dengan menjadi volunteer, aku belajar banyak hal mengenai kepanitiaan di IAAS, suka duka dalam berbuat kebaikan, meski capek rapat sampai larut malam. Namun setelah mengikuti program AYEC, aku merasa puas lelah dalam mempersiapkan acara terbayar sudah dengan kebermanfaatan yang diterima pribadi, teman-teman, dan masyarakat Kemuning.  

IAAS, Think Globally Act Locally!


University Life

Kupu-kupu? Kuda-kuda? Kura-kura? Kunang-kunang? Kucing-kucing? Kuman-kuman? Kutu kupret? Kue-kue? Kumus-kumus? Kukur-kukur? Kuper-kuper? Kusut-kusut?

Wahhh kamu termasuk tipe yang mana nih??? Taukan kepanjangan dari semua singkatan di atas, yakali kalau kamu anak kuliahan tapi gak tau arti singkatan diatas. Daripada salah persepsi, aku kasih detail singkatannya sekalian yaa...
In frame, Mahasura Sitta Masih Polos


1. Kupu-kupu = Kuliah-pulang-kuliah-pulang
Ini cocok banget buat mahasiswa yang suka pulang ke rumah / kos an, klo dah gak ada kuliah ya pulang. Klo di Mahasurra Sitta (Nama angkatan prodi ku) contohnya Dewi. Dia sering banget bolak-balik Solo-Ungaran untuk berkumpul bersama keluarga, katanya dia sering rindu dengan keluarga di rumah.


2. Kuda-kuda = Kuliah-dagang-kuliah-dagang
Hmmm... kuda-kuda sangat identik dengan mahasiswa yang bercita-cita menjadi enterpreneur. Klo di Mahasurra Sitta contohnya Rifqi yang suka jualan Yoniki, semoga bisa jadi enterpreneur sukses yaa.

3. Kura-kura = Kuliah-rapat-(danusan)-kuliah-rapat-(danusan)
Wahh klo tipe kura-kura sekarang sedang menjamur nih dikalangan mahasiswa, dari aktivis tingkat HMP (Himpunan Mahasiswa Prodi), UKK (Unit Kegiatan Kemahasiswaan) fakultas, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), hingga partai kemahasiswaan dan organisasi eksternal kampus. Kalau zaman sekarang, banyak mahasiswa yang tidak hanya sekedar kuliah aja, tapi ikutan organisasi sebagai sarana pengembangan diri. Mahasiswa hasil kura-kura bakalan belajar bagaimana manajemen waktu yang baik, menyeimbangkan akademis dan organisasi. Selain aktif dalam rapat-rapat, terkadang tipe kura-kura merupakan mahasiswa pejuang danus (dana usaha). Menjalankan kegiatan dan program kerja dalam organisasi butuh dana dong... lalu bagaimana menghimpun dana yang mudah selain mencari sponsor? ya mau gak mau kita harus usaha dong, salahsatunya melalui dana usaha, bisa berupa jualan makanan, minuman, stiker, mug, kaos, totebag, garage sale, ngamen, ngojek, dll. Fyi aja, berdasarkan pengalaman danus, laba terbesar dari danus, kebanyakan dari kegiatan ngamen. Ngamen cuma muter 2-3 jam saja bisa dapat 500rb, tapi tergantung juga sasaran dan lokasi ngamennya.

4. Kunang-kunang = Kuliah nangkring-kuliah nangkring
Siapa sih mahasiswa yang gak suka nongki-nongki, pasti sebagian besar mahasiswa suka nongki. Apalagi kalau tugas seambrek, daripada mikir tugas mending refresh pikiran dulu dengan nongki. Mahasiswa tipe Kunang-Kunang biasanya anak gaul dan praktikumnya sedikit. Tapi ada kelebihan yang mereka miliki, daripada anak Kutu Kupret yang jago presentasi di kelas, anak Kunang-kunang memiliki kelihaian dalam bersosialisasi dengan teman-teman. Biasanya anak Kunang-Kunang pinter banget klo nge konsep acara, menurutku mereka lihai kalau menjadi EO. Yah karena dasarnya mereka sering bosen, makanya konsep acara yang mereka bikin bisa hacep dan gak ngebosenin.

5. Kucing-kucing = Kuliah cari yang bening-kuliah cari yang bening
Tipe mahasiswa ini yang pastinya tujuan sampingan kuliah buat cari jodoh. Hayo siapa yang tipe ini??? Sambil menyelam minum air, mahasiswa kucing-kucing tidak lupa menyempatkan waktu untuk sekedar curi-curi pandang, deketin sana sini sapa tau jodoh. Biasanya mahasiswa kucing-kucing mikir daripada nganggur gak kuliah, mending kuliah dapat ilmu,lulus dapat gelar + dapet bonus jodoh *eh. Tapi dipikir-pikir lagi benar juga, biar saat wisuda selain keluarga yang ngasih bunga ke kamu, ada juga special person  yang datang ke wisudaan dan memberi bunga.

PKKMB and Ospek Life

This is story about euphoria accepted in UNS. Singkat cerita, sebagai mahasiswa baru (Maru). Aku menjalani hari selayaknya maru-maru lain, mulai dari cari tempat kosan, beradaptasi dengan lingkungan, jalan-jalan di sekitar kampus, mempersiapkan tugas ospek, dll.
Bersama Buleleng Squad

Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru atau biasa disebut PKKMB adalah ajang pengenalan lingkungan kampus ke mahasiswa baru. Kita dibagi menjadi beberapa kelompok se universitas, kalau gak salah aku ikut kelompok 22 namanya kelompok Buleleng. Nama kelompoknya sudah ditetapin sama panitia PKKMB, dan isinya nama kerajaan-kerajaan di Indonesia. Anw, penugasan PKKMB waktu tahun 2016 gak sulit-sulit banget sih, cuma disuruh menghias papan kelompok sekreatif mungkin dan membuat video tentang UNS. Penugasannya untuk kelompok pula, jadi gak berat-berat banget. Kalau penugasan individu nya cuma bikin essay singkat dan membawa raket dihari terakhir PKKMB.

I accepted in PKP UNS, this is surprise from Allah SWT, Alhamdulillah


Langsung aja mulai ma story. Ceritanya diawali dari lulus dari SMA. So pasti lulus SMA mau ngapainn? dari awal kelas 9, aku ambis bangett pengin masuk UGM. entah kenapa, emang aku ngerasa WOW banget denger UGM *maafkan aku yang berlebihan*. Sampai-sampai segala doa ku meminta ke Allah agar keterima di UGM. tapi 3 kali nyoba UGM, 3 kali ditolak juga. Sakit? iya, sedih? iya, putus asa? hampir. Masuk lewat 3 jalur SNM, SBM dan UTUL pun gak keterima hufft. Usaha? udah, doa? udah, les bimbel? udah. Yaudah deh emang dasarnya gak keterima dan takdir Allah begitu, lama-lama aku terima dengan ikhlas.

Anw, jurusan yang aku pilih di UGM juga ketinggien sih wkwkkk, aku nya juga yang gak sadar diri. Jurusan yang ku pilih Teknologi Pangan, Agronomi, dan Kehutanan. Selama SNM, SBM, UTUL aku milih ketiga jurusan itu. Setelah menjalani kuliah, aku sangat-sangat bersyukur gak keterima di ketiga jurusan itu, ternyata ketiga jurusan itu banyak kimianya, dan aku lemah dikimia ._.

Selain mencoba UGM di tiga jalur, aku nyoba tes UM UNDIP. Duh bayarnya uang gedung kalau keterima relatif mahal lagi ._., dan aku milih Jurusan Teknik Industri dan Kesehatan Masyarakat. Sebenernya aku gak minat blass di kedua jurusan ini, cuma disuruh ortu aja ngambil nih jurusan di Undip. Ya emang dasarnya gak pengin niat masuk Undip, aku ngasal banget ngerjain UM Undip. Mana kalau aku keterima jalur UM Undip, bayarnya lumayan banyak, kadang aku pun mikir, timbang buat bayar uang gedung, mending buat usaha ajaa wkwkkk. Dan akhirnya "BELUM DITERIMA".

Karena keliatannya aku gak keterima UM UDIP, akhirnya aku putuskan mendaftar POLINES (Poli Teknik Negeri Semarang) lokasinya bersebelahan dengan Kampus UNDIP Tembalang. Banyak juga temen SMA ku yang ndaftar Polines buat cadangan, yaudah aku ikut-ikut ajaa. Aku ikutan Tes Polines dan ngambil D4 Rancang Jalan dan Jembatan, pilihan dua sama tiga nya aku lupa milih apaan. Sebenarnya aku enggak pengin banget masuk jurusan ini (This isn't ma passion), mana fisika dan matematika susah bangett. Tes nya sih berjalan lancar, walaupun gak begitu mempersiapkan buat belajar. Akhirnya waktu pengumuman pun tiba, jeng jenggg... akhirnya aku diterima di Polines plihan pertama, yaitu Rancang Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil.

Mau gak mau, aku ambil tuh jurusan, biar waktu lebaran ada yang tanya "Lia keterima dimana? lanjut kuliah mana? gimana kabarnya?" aku bisa jawab tuh pertanyaan wkwkkk. Tanpa ambil pusing dan setelah berdiskusi dengan orang tua, aku pun daftar ulang, ngukur baju, dan melakukan pembayaran. Keterima di jurusan Teknik Sipil belum bisa memantapkan hatiku buat kuliah, takut banget kalau gak bisa ngikutin pelajaran. Tapi motivasi buat nerima takdir berkuliah di Teknik Sipil datang dari ortu, "mungkin ini emang takdirmu, ya dicoba dulu, kalau gak suka bisa coba SBM tahun depan kok". Asal mikir & mbatin, prospek kerja dan gaji lulusan Teknik Sipil Rancang Jalan dan Jembatan banyak bangett duitnyaa, apalagi kalau dapet proyek-proyek wkwkwkkk.

Situasi2 ginii, mbuat aku hampir putus asa, udah pada masuk kuliah, nyiapin ospek, eh aku sendiri belum dapet kuliahan. Keseharian ku kayak gak ada semangatnya blass.. Sempet juga nih latihan setir mobil dan sering gak fokus, sampe-sampe mobilnya mau nabrak mikirin hatiku yang galau belum keterima kuliahan sesuai minat.

Akhirnya UNS membuka jalur UM, dan ortu ku nyuruh banget aku buat nyoba masuk UNS. Sebenernya aku dah gak yakin banget bakal keterima di UNS. Aku ngisi pendaftaran UM hari terakhir, dan ngisi pilihan pertama Teknologi Pangan, pilihan selanjutnya aku random milih jurusan apa aja yang penting di FP. Sampai akhirnya, penggumuman SM UNS pun tiba. Awalnya aku lupa banget kalau hari ini ada penggumuman, but my ortu semangat banget buat mbuka penggumuman. Dalam keadaan pasrah dan trauma banget mbuka web penerimaa (Karena takut ditolak kesekian kalinya), ortu dan adikku antusias banget mbuka penggumuman SM UNS. Hasilnyaa..... "Mbak Lia, kamu keterima di UNS..." "Alhamdulilla, dalam hatiku" "Keterima jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian" "Hah Penyuluhan dan Komunikasi Pertaniann??? jurusan apa itu?"

Baru kali ini aku denger, ada jurusan itu, dan aku keterima di Jurusan PKP. Begitu keterima aku langsung searching about PKP. Menurutku oke-oke ajaasih dimasukkin, dan setelah pertimbangan dan diskusi panjang antara aku, ortu, dan saran GO, akhirnya Bismillahirrahmanirrahim, I will register to UNS. Aku ngelepas D4 Rancang Jalan dan Jembatan Polines. Thais is end of intro from story.

PKP? jurusan apa sih? Hmmm masa depan e kayak e gaji dikit deh? Jadi mantri penyuluhan mungkin? Prospek kerjanya apa i? Bagus gak ya? Setelah ku search yaa lumayanlah ternyata, mumpung Indonesia sedang butuh banyak penyuluh, mungkin keberadaan ku sebagai lulusan PKP kelak bakal dibutuhin.

Tau gak ternyata... PKP emang passion aku banget, disini ngajarin banget caranya komunikasi efektif, dapet materi pertanian, penyuluhan, sosiologi, dan ilmu-ilmu lainnya yang compatible banget sama diriku. Alhamdulillah Allah memberikan takdir aku keterima disini, Banyak belajar banget cara ngembangin diri dan ngasah softskill. Pokoknya BIG THANKS banget ke Allah atas surprise yang telah diberikan Allah.

Pesan Moral : Hanya ada 3 jalan Allah menjawab doa-doa kita:
Pertama, Allah akan menjawab Ya dan akan memberikan apa yang kita minta untuk kita rawat dan jaga karena kita layak mendapatkannya.
Kedua, Allah akan menjawab Tidak dan Allah akan menggantikannya dengan hal yang sebenarnya lebih baik untuk Kita
Ketiga, Allah akan berkata “Ya” tetapi ditunda pemberiannya sampai kita siap dan tepat untuk mendapatkannya.
Tetapi intinya, Allah akan selalu memberikan yang terbaik. Kan, belum tentu apa yang kita anggap baik ternyata itu baik untuk kita. Begitupun sebaliknya, apa yang ternyata kita anggap buruk belum tentu itu buruk juga buat kita. Wallahu a’lam bis Shawwab. Sumber : http://arryrahmawan.net/3-cara-allah-dalam-menjawab-doa/
Allah menjawab doa-doa ku dengan cara yang kedua, Allah menggantikan keinginanku masuk UGM dengan keterima di PKP UNS. Allah pemilik hamba-hamba Nya, sehingga lebih tahu mana yang terbaik buat hamba Nya. 


Mulai Menulis dari Blog

Hello December 2017, bentar lagi sambut tahun baru 2018.

Sudah lama bangett nih gak ngeposting. Kira-kira sudah setahunan lebih gak posting apa-apa, zzzz. Sebenernya penulis ingin banget sih nulis all everything in my life, but I'm so busy for last time. Nggak juga sih sebener nya, cuma ngeles aja kalau lagi males. Okayy aku akan nge mulai nge blog lagi dan ngebahas all everything in my life, I mean my journey life. So stay tune read ma blog yeahh.

Sebenarnya malu juga nulis blog isi nya gak penting-penting amat, tapi kalau gak memulai nulis dari sekarang, kapan lagi?. Gausa basabasi lagi, intinya blog ini buat Hafni latihan nulis, sapa tau jadi future writer dan blogger profesional ke depannya. Postingan blog sebenarnya udah basi juga, kelewat 1-1,5 tahun tapi aku edit time publish nyaa hehee. Kepikiran juga mau ngerapiin IG biar kayak IG Kidsnow yang IG able, menarik, dan menginspirasi. Penginnya ke depan IG menjadi merketing postingan dari blog ini. Semoga isi blog ini dapat menginspirasi pembacanya dan memberi kebermanfaatan. Aminnn

Oya, anw, maaf klo bahasa campur aduk Indonesia-Inggris, mungkin agak gak jelas gitu. Ya namanya juga blog suka-suka, buat belajar nulis bahasa inggris juga. Masih banyak salah kata dan pemikiran, namanya juga manusia. Klo ada comment, kritik dan saran bisa d sampaikan langsung, biar grammardan gaya kepenulisannya makin baik lagi. Aminn.

Mengenal Gadget Sebelum Buku, Salahkah???

Gadget sebagai Gaya Hidup Kids Jaman Now
Gadget, siapa yang tidak mengenal benda yang bernama gadget atau gawai. Berdasarkan pengertian umum, gadget merupakan suatu piranti atau instrument yang memiliki tujuan dan fungsi praktis secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan teknologi yang diciptakan sebelumnya. Contoh-contoh gadget antara lain laptop, MP3 player, kamera, Xboox, smartphone, dan tablet. Pada bahasan ini, penulis lebih mengulas gadget adalah smartphone, karena sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki smart phone dan telah menjadi bagian dari gaya hidup. Pengguna smart phone di Indonesia merupakan segala usia, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa, bahkan saat ini sering pula dijumpai orang tua (read: kakek nenek) sebagai pengguna aktif smartphone. Berdasarkan data dari Menristekdikti, terdapat 25% dari total penduduk Indonesia sebagai pengguna aktif Smart Phone atau 65 juta orang.
Ironisnya anak usia dini di perkotaan Indonesia banyak yang dijumpai telah mengenal smarphone sejak umur 3 tahun. Mereka menggunakan smartphone sebagai media bermain game. Pengenalan atau didikan orang tua untuk memberikan smart phone di usia dini merupakan kesalahan yang besar. Pemberian smart phone pada anak usia dini dapat memberikan dampak negative berupa anak-anak terdidik untuk kurang bersosialisasi dengan dunia luar, malas gerak, dan dapat merusak mata. Pengenalan smart phone pada anak usia dini sebagai media bermain harus dicegah. Realita di lapangan banyak ditemui generasi mennduk pada anak usia sekolah. Generasi menunduk berpotensi untuk apatis terhadap lingkungan, mereka asyik dengan dunia sendiri dan tak acuh terhadap keadaan lingkungan.
Keberadaan smartphone bagaikan mata pisau yang menawarkan kemudahan tapi bisa juga memberikan kesakitan. Penggunaan smart phone pada anak usia dini memiliki dampak positif dan negatif. Di lihat dari sisi positif, smart phone memberikan kemudahan mengakses informasi pelajaran dan memberikan hiburan seperti games. Namun di sisi lain, smart phone memiliki dampak negatif penyalahgunaan teknologi untuk hal-hal cybercrime, penyebarluasan pornografi, dan  kemudahan untuk menyontek serta lain sebagainya.


Kebudayaan Membaca di Indonesia
Kebudayaan merupakan kebiasaan yang diulang-ulang. Kebudayaan membaca di Indonesia sangatlah rendah. Dapat dilihat bahwa anak usia dini telah dibekali memakai smartphone daripada dikenalkan dengan buku. Sistem penidikan primer dari keluarga juga kurang mendukung anak untuk membudayakan membaca. Banyak orang tua yang tidak peduli untuk mendidik anak membaca buku. Ketertarikan anak untuk membaca bisa terbentuk apabila orang tua sering membacakan buku untuk anaknya, namun sangat minim ditemui orang tua yang menyisihkan waktunya untuk membacakan dongeng ke anaknya. Realita di lapangan malah banyak ditemui orang tua yang membiarkan anak mereka asyik bermain dengan smartphone daripada harus memberikan bahan bacaan. Kepedulian orang tua sebagai agen pendidik primer memiliki pern penting menumbuhkan minat baca anak usia dini.
Tidak adanya pengenalan buku kepada anak usia dini menjadikan buku sebagai barang asing yang dapat membikin ngantuk apabila dibaca. Kebiasaan membaca yang rendah menyebabkan masyarakat Indonesia menelan berita hoax secara mentah-mentah. Kebudayaan membaca dapat menghasilkan generasi yang melek ilmu pengetahuan, tidak malas, dan membawa perubahan. Membaca dapat membuka cakrawala pengetahuan, dengan membaca dapat membangun peradaban, karena sumber ilmu dapat diperoleh dari bahan bacaan.


Memperkenalkan Buku sebelum Gadget
            Memperkenalkan buku kepada anak usia dini merupakan cara efektif meningkatkan minat baca. Dalam memberikan edukasi, lebih mudah diterima apabila diberkan percontohan nyata terlebih dahuu daripada disuruh. Peneladanan membaca buku dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Membaca buku sebagai gaya hidup dapat disosialisasikan dengan menarik pembaca buku untuk mendengar telebi dahulu isi buku. Dengan sasaran anak usia dini, maka diperlukan kegiatan membacakan atau mendongeng dari sebuah buku. Dengan mendengarkan cerita dari buku, anak-anak akan tertarik membuka-buka buku tersebut. Setelah tertarik mereka akan mulai mencoba membaca. Ingin tahu lebih dalam, dan kebudayaan membaca dapat membiasakan anak-anak memperoleh informasi dan pengetahuan lebih luas.

            Tahap yang dilalui pembaca buku berdasarkan pengalaman penulis untuk membudayakan membaca adalah mendengarkan dahuku isi dari buku, apabila penulis atau sasaran tertarik dengan isi buku, maka sasaran akan membaca lebih lanjut. Berdasarkan pengalaman penulis, membaca dapat memberikan dampak positif agar selalu berfikir inovatif dan kritis. Dengan membaca wawasan akan terbuka lebar, sehingga memacu seseorang untuk lebih kreatif dalam bertingkahlaku.  

Smart Campaign “Go Pangan Local” pada Ibu PKK


Krisis Pangan Indonesia
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan, pada pasal 1 ayat 17, menyebutkan “ ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”. Pemenuhan kebutuhan pangan yang tercukupi sangat dinantikan oleh masyarakat Indonesia.
Permasalahan pangan mencakup beberapa aspek. Aspek pertama ialah aspek produksi dan ketersediaan pangan. Permasalahan aspek produksi diawali dengan ketidakcukupan produksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan produksi pangan yang relatif lebih lambat dari pertumbuhan permintaannya (penduduk). Aspek kedua ialah aspek distribusi. Permasalahan di dalam pembangunan ketahanan pangan adalah distribusi pangan dari daerah sentra produksi ke konsumen di suatu wilayah. Adanya hambatan dalam distribusi akan menyebabkan terhambatnya konsumen untuk mendapatkan pangan. Aspek ketiga yang tidak kalah penting ialah aspek konsumsi.
Permasalahan aspek konsumsi bisa dilihat dari pangan di Indonesia, identik dengan makanan pokok berupa beras.  Adanya ketergantungan masyarakat Indonesia pada padi sebagai sumber karbohidrat utama menjadi salah satu faktor penghambat terciptanya ketahanan pangan nasional yang merupakan basis utama pengembangan sumber daya manusia berkualitas dan memperjuangkan ketahanan nasional. Padahal tanaman lain seperti jagung, sagu, ubi, dan singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Dalam mengatasi hal ini, pemerintah telah melakukan kampanye diversifikasi pangan melalui acara talkshow, FGD, dan edukasi ke beberapa sekolah, serta gerakan kampanye Go Pangan Local yang dilaksanakan oleh Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI).

Rekayasa Sosial
Di tengah arus globalisasi dan munculnya sikap hidup individualis, membawa arah perubahan sosial dan pembangunan yang cenderung semakin tidak jelas, tidak ramah terhadap keberlanjutan sumberdaya dan lingkungan. Sejalan dengan itu, berbagai perubahan dan pembaharuan proses rekayasa sosial yang terus menerus diupayakan. Pembangunan berkelanjutan yang terus menerus digalakkan, sesuai konsep bottom line yang dicetus oleh Elkington (1994), harus mempertimbangkan terwujudnya keseimbangan proporsional antara aspek pertumbuhan ekonomi (profit), sosial (people), dan lingkungan ekologis (planet). Pembangunan berkelanjutan dalam implementasinya harus menggunakan berbagai stategi perubahan, antara lain proses rekayasa sosial. Sukses dan tidaknya pembangunan berkelanjutan tergantung respon dari masyarakat pelakunya.
Kondisi konsumsi pangan masyarakat yang mayoritas mengkonsumsi beras, dapat diberikan penyuluhan melalui gerakan rekayasa social agar masyarakat membuka diri untuk mengkonsumsi pangan lokal lainnya. Media rekayasa social harus mengena di dalam masyarakat, dan memliki efek langsung apabila masyarakat melakukan secara langsung. Pada esai ini, penulis membahas program rekayasa social agar masyarakat langsung teredukasi dan menerapkan esensi kampanye diversifikasi pangan lokal yang telah terlaksana. Dalam proses perubahan perilaku dan pola pikir manusia, dibutuhkan penyuluhan langsung kepada masyarakat. Penyuluhan secara langsung yang dilakukan kader pangan lokal akan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan lokal.

Workshop Pangan Lokal pada  Ibu PKK
Program rekayasa social yang penulis tawarkan berupa workshop pangan lokal pada ibu-ibu PKK. Mengapa Ibu-ibu PKK? Karena ibu merupakan pengatur dari menu makanan keluarga. Mindset dan keterampilan Ibu dalam memasak mempengaruhi pola konsumsi keluarga. Apabila di dalam mindset Ibu tertanam kesadaran alihfungsi pangan dari beras menuju pangan lokal, maka mau tidak mau anggota keluarga pun akan terpengaruhi. Keberhasilan Ibu dalam memasak dipengaruhi oleh pengalaman dan keterampilan memasak. Oleh karena itu kegiatan wokshop memasak pangan lokal dapat mengasah kemampuan Ibu dalam memasak.
Workshop memasak pangan lokal disasarkan pada perkumpulan arisan ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Gerakan Ibu-ibu PKK yang dikoordinatori pada tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan, Desa, hingga Kelurahan dapat dioptimalkan dengan workshop memasak pangan lokal. Gerakan PKK memiliki 10 program pokok sebagai berikut, (1) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, (2) Gotong Royong, (3)Pangan, (4)Sandang, (5) Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga, (6) Pendidikan dan Ketrampilan, (7) Kesehatan, (8) Pengembangan Kehidupan Berkoperasi, (9) Kelestarian Lingkungan Hidup, dan (10) Perencanaan Sehat. Dalam program pokok tersebut tercantum pangan dan pendidikan dan keterampilan sebagai program kerja dari PKK.
Pelaksanaan workshop yang berlandaskan pemberian edukasi dan keterampilan memasak bahan pangan menjadi olahan pangan yang lezat, dapat memikat ibu PKK untuk mempraktikkan langsung di rumah. Berdasarkan observasi penulis, dampak sosialisasi dan pertemuan yang dilksanakan Ibu PKK langsung diserap dan diedukasikan kembali oleh Ibu kepada anggota keluarga. Sehingga media kampanye yang efektif untuk merubah pola pikir masyarakat agar beralih ke pangan lokal bukan nasi dapat dimulai dari pemberian pelatihan memasak kepada juru masak pada tingkat rumah tangga (Ibu).

Kesimpulan
Penyelarasan pola piker masyarakat untuk beralih dari beras ke pangan lokal non beras dapat dilaksanakan melalui program rekayasa social. Rekayasa social yang melibatkan elemen Ibu PKK dinilai efektif untuk mempengaruhi anggota keluarga dalam transformasi bahan pokok pangan keluarga. Peranan Ibu sebagai juru masak rumah tangga harus ditingkatkan melalui workshop diversifikasi pangan lokal agar tercipta Ibu yang inovatif, edukatif, dan kreatif yang membiasakan keluarga memakan bahan pangan lokal.


 Daftar Pustaka

Elkington, J, 1994. Towards the Sustainable Corporation: Win-Win-Win Business Strategies for Sustainable Development. California Management Review, 36, 90-100.


RAHASIA MERINTIS FIM REGIONAL SASANDU BERGERAK




Dalam diskusi online Sahabat FIM Bengawan, moderator : Kuncoro Probojati dan notulensi : Hafni Amalia



Hayyhoo guys… jumpa lg bersama Hafni, dalam berbagi notulensi Diskusi Online Sahabat FIM Bengawan. Anw, mohon maaf sebelumnya klo postingan kali ini di post molor banget dari acara diskusinya. Langsung aja nih memulai diskusi karena jam telah menunjukkan pukul 19.00.

Sebelum menyelami diskusi lebih lanjut, alangkah baiknya kita kenal terlebih dahulu narasumber kali ini. Berikut merupakan profil singkat beliau.
Narasumber :
Nama                          : Sherwin Ufi
Angkatan FIM            : FIM 15 (tahun 2013)
Domisili                       : Rote
Jabatan di FIM            : Perintis FIM Regional Sasandu Bergerak
Lulusan                       : Public Health di The Australian National University, penerima beasiswa  Australia Awards Scholarship (AAS)

First, kita tanya-tanya dulu, awal mula perintisan FIM Sasandu
Saya merupakan anggota FIM 15. Pasca FIM 15 tahun 2013 dan sejak itu perlahan-lahan membentuk FIM regional Sasandu NTT hingga skrg jumlah kami sdh mencapai 11 orang.
Merintis regional FIM memang tidak mudah. Butuh kesabaran. Pada tahun 2014, hal pertama yang saya lakukan pasca FIM 15 adalah sosialisasi FIM di 7 kampus besar di Kupang (ibukota prov. NTT). Ini saya lakukan karena kesulitan mengunjungi seluruh pulau besar di NTT.
Pola dan metode dalam perintisan, menurut saya, tergantung faktor geografis. Secara geografis NTT merupakan provinsi kepulauan. NTT terdiri dari 5 pulau besar yaitu pulau Flores, Sumba, Timor, Alor,  dan Lembata yang disingkat FLOBAMORATA.  Awalnya saya kesulitan temu secara offline. Tidak mungkin bagi saya utk travel dari satu pulau ke pulau lainnya. Jadi saya harus mencari cara lain, yaitu bertemu dengan ketua BEM seluruh kampus-kampus besar di Kupang dan share tentang FIM kpd mereka. Mereka sya dorong utk mendaftar FIM. Saya pantau dan monitoring via SMS. Alhasil, tahun 2014 kami dari NTT dapat 2 alumni yaitu Maks Fioh dan Alexander Feni. Keduanya dari Rote.

Tahun 2015, saya masih melakukan pola yang sama. Oya, krn sya bekerja di pulau Rote, saya harus travel dari Rote ke Kupang utk bertemu teman2 mahasiswa. Saya didampingi oleh Maks kembali share tentang FIM di kampus2 juga. Kali ini mereka sudah mulai familiar dengan FIM. Awalnya hampir semua tidak tahu apa itu FIM, karena memang ini baru di NTT.
Namun, ternyata metode ini hanya menghasilkan 1 orang alumni FIM di tahun 2015. Tahun berikutnya kami ganti metodenya. Pola pendekatannya masih sama, yaitu sosialisasi di ibukota provinsi. Mengapa? karena disanalah (Kupang) kebanyakan putera/i daerah terbaik dari FLOBAMORATA mencari ilmu.      

                  


Tahun 2016 saya sedang studi Pascasarjana di Australia (mendapatkan beasiswa AAS), sehingga saya tidak bisa hadir utk turun sosialisasi. Yang saya lakukan adalah tetap berkomunikasi via sosmed dgn teman2 FIM yang sudah ada, lalu saya mencari orang kunci di kampus yang membantu kita utk meningkatkan trust peserta. Kami berhasil mendorong teman2 di kampus utk berkolaborasi bersama MITRA Undana dan Australia Indonesia Youth Association (AIYA). Salah satu dari kami menjadi keynote speaker dan berbagi ttg FIM dsana. Ada ratusan peserta yang hadir waktu itu. Kami juga  meniru best practice dari FIM regional lainnya (FIM Bengawan termasuk kereen) dan mengikuti rekomendasi FIM pusat, yaitu melakukan proses pendampingan pasca sosialisasi FIM.

Berikut merupakan dokumentasi sosialisasi FIM
Berbagi ttg FIM di kampus Undana Kupang. Pesertanya dr berbagai kampus



Hasilnya tahun 2016, sebanyak 27 orang mendaftar dari NTT untuk FIM, dan yang lolos 7 orang

Selanjutnya karena jumlah kami sudah lumayan banyak, sya memberikan tongkat estafet kepada teman-teman alumni FIM 18 (Bukalapak FIM). Mereka langsung aktif sejak tahun lalu hingga sekarang.

Alumni FIM 18 dr NTT melakukan keg bersama TEMPO Institute di Kupang

Second, kita akan membicarakan kegiatan pasca FIM 15.

Kak Jati selaku moderator bertanya “Kak sherwin, waktu diawal2 itu, pasca fim 15 kan geraknya bnyk kemana2nya, sebenernya saat itu alumni fim yg gerak ada brp orang dan fokusnya gmn aja kak?”                      
 
Kalo secara keseluruhan ada byk. Kami pny project angkatan "Ini Yang Kubaca', fokus ke pendidikan utk meningkatkan minat baca.
Kalo utk regional NTT, waktu itu alumni dari NTT cuma saya saja. Sebetulnya sdh ada alumni FIM sebelumnya dari NTT, yaitu Djitron Pah (pemain sasandu yang pernah tampil di Indonesia Mencari Bakat) cuma sejak ia tampil di IMB malah jarang ke NTT dan sering kemana2. Jadi sya fokus utk kerjsama dgn komunitas lain yg punya concern yg sama.

Saat itu kami fokus utk pengembangan SDM. Mengapa? Karena kami yakin bahwa modal utama orang NTT adalah manusia NTT itu sendiri. Jadi sya ngajak kolaborasi dengan rekan-rekan Pengajar Muda Indonesia Mengajar yang memang kebetulan saat itu ditempatkan di Rote. Kami inisiasi project Kemah Pemuda Rote yang modelnya mirip FIM juga dgn sasaran anak2 SMA dari berbagai kecamatan. Mereka dilatih serta didorong utk berani bermimpi dan tidak putus sekolah.
Oya, waktu itu ada 2 kakak PM yg juga alumni FIM, yaitu kak Bella Mouolina dan kak Rizky, sama2 alumni FIM 11, jadi ya makin semangat :) .  Gerak regional itu bukan tentang jumlah sdm, tp lbh bnyk krn semangat alumninya. Jumlah, bagi saya, tidak menentukan, andaikata tidak ada semangat. Semangat itu yg harus selalu dijaga. :)

Pak Hikmat Hargono (ketua yayasan IM saat itu) sedang tanya jawab dengan salah satu peserta KPR.

Euforia pasca KPR Rote
Third, Tips dan trik konsisten di FIM Regional meskipun dilanda kesibukan kerja dan kuliah S2 di Australia    
            
Bagi saya, membagi waktu itu adalah masalah value, bukan management. Managemen waktu akan mengikuti value yang kita miliki.
Saya ingat salah satu nilai FIM adalah totalitas. Saya punya tanggung jawab yang saya tuntaskan. Itu seperti beban yang belum terlepas. Jadi, karena saya telah memulai merintis FIM Sasandu maka apapun yang terjadi saya akan menyelesaikan tanggung jawab tersebut. Saya menganggap itu adalah prioritas saya selain studi. Studi tentu prioritas utama, tapi berkontribusi di FIM saat itu tidak bisa saya abaikan. Secara teknis, waktunya saya selip-selip di sela-sela studi dan liburan mas :)           
           
Fourth, berbicara mengenai dana, fim sasandu selama  menjalankan kegiatan, pendanaannya berasal dari mana?           

Nah terkait pendanaan semuanya berasal dari donasi alumni. Seluruh kegiatan kami masih pada ranah sosial murni, belum shift ke wirausaha sosial. Biasanya ngajak kolaborasi dgn mereka yg punya dana. Cth, kemarin sempat ngajak kak Rona Mentari mewakili Maxima utk berbagi Dongeng Dari Timur utk anak2 di Kupang. Konsep wirausaha sosial sdg kami rencanakan ke depan.            
          
Fifth, bagaimana rencana kedepannya FIM Sasandu 
                    
Rencana ke depan kami lebih intense di sosmed. Mengapa? Karena akan lebih mudah dijangkau oleh anak muda NTT dari berbagai pulau.
Namun kegiatan2 scr offline ttp kami lakukan. Kami jg mencoba keg di bidang seni bareng bro Djitron, Daur ulang sampah, tapi lebih utk mendapatkan dana. Ada jg rencana kami yg belum terealisasi, yaitu menulis buku kontribusi alumni. Ini jg masih rencana yg nanti akan digodok lagi bareng teman2 alumni FIM 19. yang pasti kami sdg tdk sabar menanti teman2 alumni FIM 19 utk bekerjasama.
Kestabilan tergantung tongkat estafet yg sedang dipegang oleh teman2 skrg. Ya kami berharap ttp stabil.                      
        
Sixth, sebagai penutup, ada pesan2 khusus untuk calon peserta FIM dr solo?                       
 Intinya jangan menyerah utk mencoba hehe. Biasanya kesuksesan adalah milik mereka yang pantang menyerah (persistent).     

Seventh, ada pertanyaan menarik nih dari Kak Brian Sahar, salahsatu aktivis @bidaninisiator dan kitabisa.com “Apakah KPR Rote sampai sekarang masih dilakukan? dan dulu yg menyusun alumni fim bekerja sama dengan pengajar muda IM saja atau menggandeng pemerintah kupang juga dalam pelaksanaannya? ” 
        
Ya KPR masih sempat dilakukan. Tahun ini kami akan lanjutkan KPR di bulan November.
Selain bareng PM, kami memang bekerja sama dgn sebagian besar teman2 yg jg bekerja sbg PNS di intansi pemerintahan daerah Kab. Rote Ndao..jadi saya bukan di pemerintah Kupang ya. Saya  bekerja di Pemda Kab. Rote Ndao. Kabupaten terselatan Indonesia.
Trims buat pertanyaannya. Semoga bisa membantu. Jika teman2 ada yg tertarik bertanya lanjut japri sya di nmr +61455836174.
    
So, inilah akhir dari percakapan Semalam Bersama FIM Sasandu Bergerak. Semoga aku bisa kembali ngeshare pengalaman diskusi-diskusi lainnya, pastinya sama orang yang keren-keren dan memotivasi kita untuk lebih baik, pantang menyerah, dan siap berkontribusi untuk Indonesia. See you guys in another post of amaliamyself.blogspot.com  







Media Massa sebagai Provokator Politik (Artikel Singkat)

Kebutuhan masyarakat akan informasi dapat dipenuhi dengan membaca, mendengar, dan menonton media massa. Media massa merupakan sarana penyampaian berita dari sumber berita ke khalayak umum. Media massa sangat berperan dalam menambah informasi dan pengetahuan seseorang yang mengkonsumsinya, sehingga media massa dapat mempengaruhi pola pikir seseorang.

Akhir-akhir ini, banyak ditemukan media massa yang berkamuflase sebagai provokator politik. Apalagi di musim pemilihan Gurbernur DKI Jakarta  Dapat disimak media massa hanya mengupas berita dari sisi positif kubu calon gurbernur dan wakil gurbernur tertentu dan tidak memberitakan atau menampilkan sisi negatifnya. Diperparah lagi dengan menampilkan dan mengupas sisi negatif kubu lain.

Pengunggulan satu kubu pasangan akan melahirkan suatu pencitraan dalam berita. Sedangkan dengan mengupas sisi negatif kubu lain, secara tidak langsung media massa telah menodai keobjektifan berita yang disampaikan.

Kesubjektifan media massa dalam menyampaikan informasi dan berita, dapat berdampak pada suara (pilihan) masyarakat dalam Pilkada. Mereka berpersepsi positif kepada kubu yang diberitakan memiliki citra positif di media massa yang ia konsumsi. Dengan hadirnya media massa yang subjektif, menimbulkan terpilihnya gurbernur yang tidak sesuai hati nurani masyarakat.

NB : Aktikel ini ditulis dalam UAS Bahasa Indonesia, semester 1.

Ntapss… Semalam Bersama FIM Kece dalam Diskusi Online FIM Bengawan


Hallooo guyyss.. dah lama gak blogging, karena keseruan liburan dan kegiatan lainnyaaa.. Kali ini, Hafni bakal mengshare suatu komunitas anak muda. Hmmm komunitas apa yaa???  yang pasti kece dan keren abisss untuk dijadikan wadah bergerak anak muda Indonesia. Waawww blog kali ini bakal seru banget pastinya. Taraa... Hafni share notulensi diskusi online FIM Bengawan ya, yang menghadirkan narasumber dari FIM Kece.

Eittss... sebenarnya kalian tau gak sih?? Apa itu FIM?? FIM adalah sebuah forum independen yang beranggotakan pemuda dan mahasiswa dari berbagai aktivitas, universitas maupun lembaga kepemudaan, dari seluruh Indonesia; dengan cita-cita bersama membangun bangsa dengan semangat kontribusi bersama. Forum ini dibuat sebagai sarana peningkatan kompetensi pemuda dan mahasiswa dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan dan wadah silaturahmi untuk membangun kontribusi bersama. Info lebih lanjut, kalian bisa check di http://forumindonesiamuda.org/ . Sebelum melangkah lebih jauh, FIM memiliki FIM Regional juga lohh..  Sebenarnya, FIM Regional itu apa sih? Nah FIM Regional merupakan grup atau bisa dibilang cabang dari FIM pusat, namun anggota FIM Regional merupakan anak dari daerah tersebut. Sekarang sudah tersebar sebanyak 29 FIM Regional. Ada FIM Bengawan (daerah Solo), FIM Kece (daerah Bandung), dan 27 regional lainnya.

Langsung aja nihh.. ak share all about FIM Kece (daerah Bandung) dari diskusi online kemarin malam.
First, kita kenalan dulu yukk sama narasumber FIM Kece, gak kenal maka.. (isi sendiri, jangan pada ngisi ‘’ta’aruf’’, eh gaapa ding, yang ngisi ‘‘ta’aruf”  dah siapp nikah nihh hahaaa) *skipp, lupakan kerecehan ini*

Narasumber :
Nama                    : Yulia Latifah(Uli)
Pendidikan         : Alumni keperawatan unpad 2011
Hobi                       : traveling
Angkatan FIM    : FIM 16 tahun 2014
Jabatan di FIM   : koordinator FIM KECE (FIM Regional Bandung) tahun 2015-2016
Anw, Mba Uli yang suka sekali travelling, sudah pernah keliling Melaka-Malay-Medan-Banda aceh-Sabang , dan menjadi volunter medis lhoo.. antara lain, gempa pidie jaya dan asap Kalimantan.

Second, kita lanjut kepo in, ada apa dengan FIM Kece??? Dah gk sabar lah yaww, untuk kenal lebih dekat dengan FIM Kece.
Jadi FIM KECE itu kepanjangan dari FIM (Forum Indonesia Muda)
(K)reatif
(E)nerjik
(C)erdas
(E)mpati

Kegiatannya ngapain aja nihh??
Berdasarkan cuap-cuap Mba Uli, berawal dari kegiatan main bareng, nongki bareng, dan seru-seruan bareng anak FIM Kece. Anak FIM Kece ngerasa “nongki gua kok unfaedah banget yaa”.. sampe akhirnya, FIM Kece ngadain sharing session internal, dengan nama “Berbagi Kearifan”.
Simple banget kok kegiatannya,  seseorang anak FIM KECE cerita tentang pengalaman hidupnya baik itu soal pendidikan/ karir/ apapun yg dirasa bermanfaat lalu sharing ke temen-temen  FIM  juga di tempat makan. Intinya, kita nongki-nongki tp berfaedah, meskipun Cuma sharing pengalaman hidup, kegiatan ini bisa sebagai wadah motivasi untuk anak-anak FIM agar lebih bermanfaat.


Third, biasanya suatu komunitas punya program kerja  dongg, proker FIM Kece apa aja nihh??

Ternya oh ternyata... FIM Kece punya proker utama YOUNG LEADERS TALK (YLT). Tahu gkk?? Young Leaders Talk udah diadain 9x lhooo... waww mantapss. Acara YLT menjadi salah satu icon kegiatan FIM KECE. Diadain setahun sekali atau kadang dua tahun sekali. Nahh di Bandung itu lokasinya deket2 jd kita gampang kumpul gitu buat sekedar main. Berdasarkan pengalaman Mba Uli, sewaktu diadakan YLT 9 bertemakan traveling. Kebayangkann serunya YLT bersama FIM Kece, gak melulu membahas kuli-ah aja kokk J J.  Banyak anak muda yang sharing pengalaman kehidupannya yg bs diambil manfaat sama anak muda lainnya. Tema traveling, kita kemas dengan berbagai sudut pandang mulai dari: pendidikan, hobi, dll....

Selain YLT, FIM Kece juga ngadain acara KECEAGUSTUSAN. Tujuannya untuk memperingati Kemerdekaan Indonesia dan mempererat persaudaraan antar anggota. Ada lomba-lomba seru, dan kumpul bareng alumni FIM Kece.

Selain itu, ada  gathering penyambutan anak baru fim kece. Biasanya nginep dan main werwwolf
Program lainnya ada KECE WISUDA, seperti agenda FIM Regional lainnya yang turut senang atas kelulusan anggota FIM
Kalo ini KECE SIDANG  jd supporter  temen2 yg sidang
Ada pula KECE SEHAT, kita olahraga bareng juga dong..
FIM Kece menghadiri roadshow fim di acara UNPAD, penyelenggaranya anak sastra
FIM KECE diundang ITB dalam acara Pameran Komunitas

roadshow  (lagi)  di UNPAD (tahun 2016)
Selain kegiatan tadi, ada juga kegiatan sosial. Saat Ramadhan, kita ada in SAHUR AT THE HOSPITAL jadi biar berbagi sahurnya bareng para keluarga pasien gitu

Kalian tau gak?? Menurut Mba Uli “Keuntungan kita ikut FIM, akan menambah networking. Memudahkan kita dalam mendapat rezeki, kerjaan, jodoh, silaturahmi, dan berbagai kesempatan yg ada”. Motivasi Mba Uli ikut FIM, karena keinginan punya temen se Indonesia. Dan ternyata kerasa manfaarnya pas traveling bs ketemu temen fim dr berbagai daerah dan hemat uang nginep karena kita bisa nginep di mereka. “Saya dulu anaknya mungkin ga pinter amat tp suka mencoba hal baru. Suka diskusi. Yaudah jadinya banyak yg bilang saya loyal bgt di FIM makanya dipilih jd koor karena dilihatnya karena pas saat itu yg pas bgt selalu ada di fim” jelas Mba Uli terkait motivasi dan alasan Mba Uli bergabung di FIM.


Fourth, Menurut Mba Uli, pengalaman yang palingg berkesan di FIM apa aja i???
Kalo paling berkesan ya setiap ketemu anak FIM itu entah kenapa kita kaya udah punya chemistry tersendiri. Jd gampang akrab dan cepet nyambung. Anak fim dari manapun dan angkatan berapapun. Lalu anak fim itu low profile gitu kebanyakan. Jd mereka kalo dr depan sih kaya biasa aja tp pas ngobrol banyak ternyata mereka punya sesuatu yg luar biasa dan ga pelit buat berbagi. Dan yg pengalaman paling berkesan pernah diajak ke pedalaman Palangkaraya KalSel sama anak fim buat jd volunteer medis pas bencana asap sih. Jd banyak kesempatan gitu diajak ke sana sini kalo emabg kita mau manfaatin kesempatan.”, jelas Mba Uli.  “Uli ini ga cm aktif di FIM regional tp jg aktif di fim pusat”, tambah Mas Jati. Mba Uli juga pernah jd panitia FIM 17 dan FIM 18, selain itu di beberapa kegiatan lain diajak jd fasilitator Kawah kepemimpinan pelajar yg diadaian kementrian pendidikan sebagai fasilitator Ketua OSIS SMP se Indonesia.

Nahh, kalo suka-duka nya, apa aja nih Mba..?
Suka dukanya, kalo lama jadi volunter, kadang kangen keluarga haha. Wkt di kalimantan mau pulang ga bs karena kapal buat nyebrang ga bs jalan, penyebabnya  kabut tebel , alhasil kami kejebak 2 harian di sana padahal acara udh beres.Selain itu, ada rasa takut gempa susulan di Aceh tp alhamdulillah ga ada hehee..

Fifth, kali ini kita masuk sesi tanya jawab. Pertanyaannya panjang buangett. Kira-kira seperti inilah pertanyaannya dari Kak Eka Anzihory, alumni Fisika UNS dan salahsatu penerima beasiswa Bakti Nusa. “Fim kece kan fokus di berbagi keaarifan, nah sebenernya ada fokus khususnya nggak sih kak gerakan nya ke arah mana?
Langsung aja di jawab Mba Uli, “Khususnya terkait gerakan sosial, karna kita tau Bandung kompak banget netizennya, dan iklim komunitas yg tumbuh di kota tersebut juga terbilang baik, ditinjau dari  beberapa komunitas/gersos yg sinergis banget berkolaborasi dgn pemkot Bandung, belum lagi di support warga Bandung yg melek digital. Nah apakah FIM Kece ngambil peluang ke arah situ juga ? Sinergisitas gersos dengan pemkot dan masyrakat?”

FIM Kece memang ga ada fokus kegiatan. Karena dulu pernah mau fokus ke budaya, tapi jadi stak gitu. Alhasil kami bikin kegiatan apapun yg dikira bermanfaat mau itu sosial, atau gerakan apapun kami garap aja karena kalo difokuskan menurut kita sih jd terbatas kreativitasnya. Terus kami juga ga bs konsisten dengan SDM yg itu aja, tau sih FIM itu pasca pelatihan nanti apalagi yg baru harus mengabdi dan aktif minimal 1 tahun. Tapi pasti adaaaa aja yg hilang karena kita tau anak FIM = anak yg punya "mainan" di kampus,  jd mereka harus berbagi waktu buat organisasi dan FIM. Sehingga sifatnya kami lebih kearah volunteer. Intonya, blm ada yg difokuskan untuk kegiatan dan masih random hehe.

Pada akhirnya kami membuat FIM Kece nyaman buat tempat kembali, tetep penuh rasa kekeluargaan kalo berkegiatan. Karena pada akhirnya kalo udh pada bosen atau selese di organisasinya mereka pasti banyak yg balik ke FIM Kece karena merasa FIM Kece adalah rumah buat mereka :)

“Iya, betul sekali Mba Ulli, saya sempet berfikir hal yg sama dgn Mba Uli, dan mencobanya dgn merintis komunitas kepemudaan di Solo, bareng anak FIM lainnya juga .Tapi nyatanya dengan membatasi ruang gerak ke arah satu bentuk, malah membuat komunitas itu diam dan membatu tanpaa kreatifitas, tapi kalo ga punya ke khasan ya dia jadi kayak volunteer serabutan, yg susah dibedakan dgn komunitas lainnya. Akhirnya, digitilasisi mungkin bisa hadir jadi soluasi jln tengah” Ungkap Mas Eka.

Sixth, pertanyaan tambahan dari Mas Eka “Saya kan asli Tasik nih teh, apakah FIM Kece sejauh ini menjangkau daerah daerah tersebut ? Semisal Tasik, Garut, Sumedang, Ciamis, dll.  Atau hanya fokus di Bandung saja ?”

“Asli Tasik sebenernya masuk FIM KECE yg terdekat. Wkt itu ada juga yg Garut dan Purwakarta jadinya masuk fim kece :). Jd kita wilayah Bandung dan sekitarnya” jelas Mba Uli. So, bagi kamu anak-anak Bandung dan sekitarnya, boleh bangettt join ke FIM Kece.

Seventh, sejauh mana anak FIM Kece bergerak?
“sekarang, anak2 calon FIM Kece Bandung pada  bikin project gerakan campaign-campaign gdan memanfaatkan dunia digital bgt. Idenya simpel kokk, seperti : ‘Sudahkah kamu telpon orang tuamu hari ini?’ ; ‘Sudahkah kamu menyebrang di zebra cross?’. Kurang lebih seperti itulah.

Oiya, Ini contoh project temen2 regional calon FIM Kece bandung. Jd kita dibikin kelompok2  dan diminta buat project 7 hari bermanfaat + didampingi kakak fasilitator dr FIM Kece seniornya.
Project kawan sapa:  https://www.instagram.com/kawansapa/

“Harapannya mereka berkarya walaupun disitu emang ga disebutin dan diminta buat ga bawa nama FIM, Jd bawa nama gerakan mereka  aja gitu. Meskipun belum rezeki di FIM seengganya mereka udah usaha dan effort keras buat bs bermanfaat :)” Tambah Mba Uli.

Ini merupakan beberapa keseruan next gen Bandung

Eighth, pertanyaan (lagi) dari Mas Eka,  “Gimana caranya membentuk community development di suatu daerah, yg dia bergerak sesuai ke khasan daerah tersebut, namun kreatifitasnya ga terbatas?”
“wahh.. jd keinget anak FIM yg concern ke bidang community development atau communiy empowerment. Kalo aku sendiri blm bs jawab karena belum begitu paham. Mungkin bisa hubungi Nafizah FIM 16, dia fokus dengan komunitas di daerahnya Madura yg tetep memegang teguh kekhasannya” jelas Mba Uli.

Ninth, pertanyaan dari Mas Alvian Novi Arvianto, aktivis Forum Negarawan. “Kalau saya sebenarnya pingin tanya terkait hal yang sederhana. Bagaimana agar passion kita itu bisa tersalurkan dengan baik pada komunitas yang orangnya sangat beragam secara background, tapi masih satu fokus, human centered develoment. Soalnya kolaborasi itu terkadang menurut saya bisa mempersempit potensi tiap individu, walaupun di sisi lain juga bisa memperluas konsep”.

“Menurut aku kamu harus nemu orang2 yg satu passion. Jadi supaya bisa mengembangkan dan ngeluarin ide serta diskusi dengan orang2 yg satu framework gitu. Pasti dalam satu organisasi bakal ada segelintir orang yg sebenarnya satu passion sama kamu, tinggal caranya adalah nyari tau siapa aja orang2 itu” terang Mba Uli. “Kalo di FIM bs dicontohin sama FIM Club. Sampe ada salah satu FIM Club yaitu FC EneLing (energi dan lingkungan) akhirnya mereka ngehasilin buku  yg berisi hasil diskusi online mereka selama ini” tambah Mba Uli.

And finally, this is end of the discussion section dan inilah closing statement dari Mba Uli
So, inilah akhir dari percakapan Semalam Bersama FIM Kece. Semoga aku bisa kembali ngeshare pengalaman diskusi-diskusi lainnya, pastinya sama orang yang keren-keren dan memotivasi kita untuk lebih baik, pantang menyerah, dan siap berkontribusi untuk Indonesia. See you guys in another post of amaliamyself.blogspot.com 








Be Authentic and be yourself

 I know that is like the conventional journaling medium shifted to the digital footprint. In my assumption, there are few readers in this bl...