AKTUALISASI KETAHANAN PANGAN NASIONAL MELALUI SMART EMPOWERMENT PANGAN LOKAL PADA IBU PKK (PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA)

 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan, pada pasal 1 ayat 17, menyebutkan “ ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”. Pemenuhan kebutuhan pangan yang tercukupi sangat dinantikan oleh masyarakat Indonesia. Permasalahan pangan mencakup beberapa aspek. Aspek pertama ialah aspek produksi dan ketersediaan pangan. Permasalahan aspek produksi diawali dengan ketidakcukupan produksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan produksi pangan yang relatif lebih lambat dari pertumbuhan permintaannya (penduduk). Aspek kedua ialah aspek distribusi. Permasalahan di dalam pembangunan ketahanan pangan adalah distribusi pangan dari daerah sentra produksi ke konsumen di suatu wilayah. Adanya hambatan dalam distribusi akan menyebabkan terhambatnya konsumen untuk mendapatkan pangan. Aspek ketiga yang tidak kalah penting ialah aspek konsumsi. Permasalahan aspek konsumsi bisa dilihat dari pangan di Indonesia, identik dengan makanan pokok berupa beras. Adanya ketergantungan masyarakat Indonesia pada padi sebagai sumber karbohidrat utama menjadi salah satu faktor penghambat terciptanya ketahanan pangan nasional yang merupakan basis utama pengembangan sumber daya manusia berkualitas dan memperjuangkan ketahanan nasional. Padahal tanaman lain seperti jagung, sagu, ubi, dan singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Dalam mengatasi hal ini, pemerintah telah melakukan kampanye diversifikasi pangan melalui acara talkshow, FGD, dan edukasi ke beberapa sekolah, serta gerakan kampanye Go Pangan Local yang dilaksanakan oleh Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep smart empowerment pangan lokal pada ibu PKK? 2. Bagaimana analisis SWOT smart empowerment pangan lokal pada ibu PKK? 3. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui konsep smart empowerment pangan lokal pada ibu PKK 2. Menganalisis SWOT smart empowerment pangan lokal pada ibu PKK BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Pembangunan Berkelanjutan Di tengah arus globalisasi dan munculnya sikap hidup individualis, membawa arah perubahan sosial dan pembangunan yang cenderung semakin tidak jelas, tidak ramah terhadap keberlanjutan sumberdaya dan lingkungan. Sejalan dengan itu, berbagai perubahan dan pembaharuan proses rekayasa sosial yang terus menerus diupayakan. Pembangunan berkelanjutan yang terus menerus digalakkan, sesuai konsep bottom line yang dicetus oleh Elkington (1994), harus mempertimbangkan terwujudnya keseimbangan proporsional antara aspek pertumbuhan ekonomi (profit), sosial (people), dan lingkungan ekologis (planet). Pembangunan berkelanjutan dalam implementasinya harus menggunakan berbagai stategi perubahan, antara lain proses rekayasa sosial. Sukses dan tidaknya pembangunan berkelanjutan tergantung respon dari masyarakat pelakunya. 2.2 Pemberdayaan Masyarakat Berdasarkan (Pranarka, 2004) pemberdayaan masyarakat merupakan konsep yang berasal dari kata ‘daya’ (power). Sedangkan pemberdayaan berasal dari kata ‘empower’ dimana dalam Merriam Webster dan Oxford English Dictionary menyatakan bahwa power mempunyai dua arti. Pertama, power berarti to give power or authority yang berarti ‘memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuasaan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain’. Pengertian kedua adalah ‘to give ability or to enable’ yang bisa diartikan sebagai usaha untuk memberikan kemampuan atau pemberdayaan’. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995 dikutip Suharto, 2010). Ada tiga strategi pemberdayaan yang harus direalisasikan kepada masyarakat, pemberdayaan secara politis, sosial, dan ekonomi yang diharapkan dapat meminimalisir dampak-dampak negatif dari agenda neoliberalisme untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (Suparjan dan Hempri, 2007). Widjaja (2011) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik dibidang ekonomi, sosial, agama dan budaya. Menurut Kartasasmita (1997) pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat sendiri memerlukan suatu proses. Pengertian pemberdayaan sebagai suatu ”proses” menunjuk pada serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan secara kronologis sistematis yang mencerminkan tahapan untuk mengubah pihak yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan (Sulistiyani, 2004). 2.3 PRA (Participatory Rural Aprraisal) PRA (Participatory Rural Appraisal) adalah teknik yang memungkinkan masyarakat untuk turut serta dalam membuat tindakan nyata rencana, pengawasan, dan evaluasi kebijakan yang berpengaruh pada kehidupannya. Pelibatan masyarakat dalam proses program akan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam menjalankan program/kebijkan akan lebih tinggi (Adimihardja, 2003). Manusia dalam proses pembangunan tidak hanya sebagai penonton tetapi mereka harus secara aktif ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menikmati hasil pembangunan (Bhandari, 2003). Hal ini senada dengan (Syahyuti, 2006) bahwa masukan masyarakat lokal dalam aktivitas PRA merupakan suatu yang esensial dan bernilai dalam penelitian sebagai perencanaan serta media untuk mendiskusikan pendekatan partisipatif dalam pembangunan. PRA tidak menyediakan suatu blueprints untuk pelaksanaan (practitioners) tapi ditentukan oleh keterampilan tim, tersedianya waktu, sumberdaya, dan pilihan topik serta lokasi kerja (Syahyuti, 2006). Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan perkembangan dari metode-metode terdahulu, diantaranya teknik Rapid Rural Appraisal (RRA) yang kurang dalam mengajak stakeholder untuk berpartisipasi dalam program atau kebijakan. PRA ada antara lain dilatarbelakangi oleh kritik para aktivis pengembangan dan pemberdayaan masyarakat terhadap penelitian dahulu yang lebih banyak memposisikan masyarakat sekedar sebagai obyek penelitian, bukan subyek (Riant, 2004). Padahal masyarakat sebagai objek tidak sesuai dengan upaya pembangunan yang pada hakikatnya dilakukan pemerintah bersama dengan masyarakat demi tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya tersebut dimulai sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasinya dengan pendekatan dan metode yang tepat. Teknik identifikasi potensi dan permasalahan desa yang dapat digunakan dalam proses perencanaan di tingkat desa salah satu yang cukup relevan dalam melakukan pengkajian kondisi wilayah pedesaan adalah Participatory Rural Appraisal (PRA) yang dinilai cukup ampuh untuk mengidentifikasi potensi, permasalahan serta merumuskan alternatif solusi yang tepat secara partisipatif (Kumar, 2009). Participatory Rural Appraisal (PRA) dapat memberikan pemahaman kepada para aparatur pemerintahan desa dalam melakukan proses identifikasi potensi dan permasalahan di desanya. Unsur pemerintahan termasuk di dalamnya para agen perubahan memiliki peran yang strategis dalam melakukan terobosanterobosan yang mengarah pada perbaikan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tujuan penerapan metode/pendekatan PRA adalah untuk memberikan dukungan yang efektif dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan serta berbasis konteks lokal (Supriatna, 2014). PRA adalah suatu metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang ditekankan pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan dan peningkatan kemandirian dan kekuatan internal. PRA menjadikan masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan bukan hanya sekedar obyek pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat (people sentry development). Partisipasi dalam kaitannya dengan penerapan metode pendekatan PRA lebih ditujukan pada keikutsertaan masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan (Adiyoso, 2009). 2.4 PKK Gerakan PKK memiliki 10 program pokok sebagai berikut, (1) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, (2) Gotong Royong, (3)Pangan, (4)Sandang, (5) Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga, (6) Pendidikan dan Ketrampilan, (7) Kesehatan, (8) Pengembangan Kehidupan Berkoperasi, (9) Kelestarian Lingkungan Hidup, dan (10) Perencanaan Sehat. Dalam program pokok tersebut tercantum pangan dan pendidikan dan keterampilan sebagai program kerja dari PKK. BAB III ANALISIS DAN SINTESIS Kondisi konsumsi pangan masyarakat yang mayoritas mengkonsumsi beras, dapat diberikan penyuluhan melalui gerakan rekayasa social agar masyarakat membuka diri untuk mengkonsumsi pangan lokal lainnya. Media rekayasa social harus mengena di dalam masyarakat, dan memliki efek langsung apabila masyarakat melakukan secara langsung. Pada karya ini, penulis membahas program rekayasa social agar masyarakat langsung teredukasi dan menerapkan esensi kampanye diversifikasi pangan lokal yang telah terlaksana. Dalam proses perubahan perilaku dan pola pikir manusia, dibutuhkan penyuluhan langsung kepada masyarakat. Penyuluhan secara langsung yang dilakukan kader pangan lokal akan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan lokal. 3.1 Konsep Smart Empowerment Pangan Lokal pada Ibu PKK 1. Analisis sosial pada PKK 2. Penyuluhan pangan lokal pada PKK 3. Workshop Pangan Lokal pada Ibu PKK Program rekayasa social yang penulis tawarkan berupa workshop pangan lokal pada ibu-ibu PKK. Ibu PKK dilibatkan dalam kegiatan ini karena ibu merupakan pengatur dari menu makanan keluarga. Mindset dan keterampilan Ibu 1. Analisis sosial pada PKK 2. Penyuluhan pangan lokal pada PKK 3. Workshop pangan lokal 4. Publikasi hasil workshop 5. Evaluasi keseluruhan kegiatan dalam memasak mempengaruhi pola konsumsi keluarga. Apabila di dalam mindset Ibu tertanam kesadaran alihfungsi pangan dari beras menuju pangan lokal, maka mau tidak mau anggota keluarga pun akan terpengaruhi. Keberhasilan Ibu dalam memasak dipengaruhi oleh pengalaman dan keterampilan memasak. Oleh karena itu kegiatan wokshop memasak pangan lokal dapat mengasah kemampuan Ibu dalam memasak. Workshop memasak pangan lokal disasarkan pada perkumpulan arisan ibuibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Gerakan Ibu-ibu PKK yang dikoordinatori pada tingkatPusat, Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan, Desa, hingga Kelurahan dapat dioptimalkan dengan workshop memasak pangan lokal. Pelaksanaan workshop yang berlandaskan pemberian edukasi dan keterampilan memasak bahan pangan menjadi olahan pangan yang lezat, dapat memikat ibu PKK untuk mempraktikkan langsung di rumah. Berdasarkan observasi penulis, dampak sosialisasi dan pertemuan yang dilksanakan Ibu PKK langsung diserap dan diedukasikan kembali oleh Ibu kepada anggota keluarga. Sehingga media kampanye yang efektif untuk merubah pola pikir masyarakat agar beralih ke pangan lokal bukan nasi dapat dimulai dari pemberian pelatihan memasak kepada juru masak pada tingkat rumah tangga (Ibu). 4. Publikasi hasil workshop Penyebarluasan hasil workshop dapat dilakukan di keluarga masing-asing serta diupload pada media sosial (WA Story ibu) 5. Evaluasi Seluruh Kegiatan Evaluasi dari seluruh proses kegiatan harus dilaksanakan guna memperbaiki kegiatan yang dilaksanakan 3.2 Analisis SWOT Smart Empowerment Pangan Lokal pada Ibu PKK 1. Strengths (Kekuatan) a. Terdapat ibu PKK diseluruh Indonesia b. Program bersifat edukasi, ajakan, dan tidak memaksa c. Melakukan publikasi sehingga dapat diketahui masyarakat luas 2. Weakness (Kelemahan) a. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui potensi pangan lokal. b. Membutuhkan waktu untuk mensosialisasikan program. 3. Opportunity (Peluang) a. Keberadaan pangan lokal di masyarakat sangatlah melimpah. b. Semakin maraknya kampanye pangan lokal 4. Threats (Ancaman) a. Ketidak konsistenan masyarakat dalam inovasi pangan lokal b. Kurangnya partisipasi masyarakat. BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI Penyelarasan pola piker masyarakat untuk beralih dari beras ke pangan lokal non beras dapat dilaksanakan melalui program rekayasa social. Rekayasa social yang melibatkan elemen Ibu PKK dinilai efektif untuk mempengaruhi anggota keluarga dalam transformasi bahan pokok pangan keluarga. Peranan Ibu sebagai juru masak rumah tangga harus ditingkatkan melalui workshop diversifikasi pangan lokal agar tercipta Ibu yang inovatif, edukatif, dan kreatif yang membiasakan keluarga memakan bahan pangan lokal. DAFTAR PUSTAKA Elkington, J, 1994. Towards the Sustainable Corporation: Win-Win-Win Business Strategies for Sustainable Development. California Management Review, 36, 90-100. Pranarka, A.M.W dan Prijono S. Onny(ed). 2004. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi dalam Danag Arif Darmawan, Pemberdayaan Perempuan (Upaya Keluar dari Belenggu Kemiskinan) : Aditya Media Suparjan, Hempri. 2003. Pengembangan Masyarakat, (Dari Pembangunan Sampai Pemberdayaan). Yogyakarta: Aditya Media Widjaja, Haw. 2011. Otonomi Daeran dan Daerah Otonom. Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada. Sulistiyani, A.T., 2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, Yogyakarta: Gava Media.

KKN Story

 This is my journey about KKN (Kuliah Kerja Nyata)


Overall, I enjoyed this activity and be grateful as participant in KKN.

























Every one can join, We are learn together, prepare, practice, share n let's go abroad. Just enjoy

Heloo guys, long time no see & posting in my blog :)))

Right now, I sharing about Learn Together Group. This group made for a circle to pass UGC selection 2020. We meet awardee UGC and candidate awardee. 

Check it out about :
1. Background
Initiate from the un available of the Global Challenge preparation group. Personally, I am looking for a mentor who can provide views, suggestions, and a support system for confidence. Then, I contact some of the awardee UGC 2019 to offer mentoring activity. 
2. Founder
This group initiate by 
  • Hafni Amalia (Internship Graduate School Tohoku University, Japan. 2019), 
  • Edo Riyandani (Research internship, Kaohsiung Medical University, 2019), 
  • Beauty Martha (Internship Graduate School Tohoku University, Japan. 2019),
  • Desta Prasanthi (Internship Dakota University, America, 2019)
3. Vision & mission
Mentoring participant to get UGC scholarship 2020

4. Main Activity:
There are many activities in online group, like improve english in daily life, sharing online awardee UGC, make timeline.
  • Improve english in daily life. We improved english in daily life can be started from read and speak news, watching movie, sing a song etc. Lets enjoy learning english.
  • Sharing online awardee UGC. In here, there are 2 sharing session. First from Edo Riyandani, seond from Desta. This is the minutes sharing link, Minutes Sharing Awardee . You can open and download. Ps : You must use email @student.uns.ac.id for access this gdrive
  • Make timeline. Timeline can make us more discipline and in the progress track. This is Timeline link, Timeline Strategy Ps : You must use email @student.uns.ac.id for access this gdrive
  • Mentoring candidate and interview. This part only FP UGC candidate and Anthropology education join this session. We are coaching, doing support, giving advice, and doing simulation interview. This session held by  offline (in Cafedangan) and online via WA.
5. Conclusion :
From the information, all of FP UGC candidate accepted as UGC awardee. But because Pandemic Covid 19, this activity must held via online. So some awardee not continue their UGC Program.

Agriculture in Japan

What a fun day... I write a blog and write Agriculture in Japan Waowwwww. I'm so amazed with my self can write it with out 'mager' eheeehee. O iyaa... pardon me, I write it in KKN Posko, so ASAP I will revision my post with paper which I got from Sensei.


In my opinion, Japan is leading agriculture in Asia. There are many IOT used for agriculture sector.  I'm so interesting with Japan agriculture when I'm join Summer Course program in Mechanical Engineering and Biosystem, IPB . If u wanna know more about that, u can visit my post https://amaliamyself.blogspot.com/2018/08/day-1-international-summer-course.html    and agriculture topic n materials in https://bit.ly/374GUzb

One day, my Sensei gave us time to sightseeing Field Laboratory in Agriculture. If you're Agriculture UNS Students, it likened Jumantono. In the laboratory there are many students who practical and learn. In there are many facilities ex : composting area, tools and equipments for practical, stock of fertilizer (organic & non organic), green house with specific function (ex : temperature control and have specific degree; humidity control; light and wave of photosynthesis control; soil moisture, agricultural machine etc).

You know lahh yaaa, 'semakin beragam fasilitas, semakin mempermudah kita untuk belajar dan menyerap ilmunya. Apalagi di sana rumah kacanya bener2 bnyak bangettt, terawat, bersih, dan perlakuannya spesifik. Jadi yaa, research yang  dilakukan keakuratannnya lebih tinggi hehee :) .
Semoga kedepan, universitas2 di Indonesia memiliki teknologi yang bagus juga untuk media pembelajaran, amiiinn. Oiyaa.. disini ada kayak tempat penyimpanan hasil biotechnology. Unfortunately, kita ga masuk ke sana hehhee :)))'


And now, Agriculture  Japan have goal for realize industry 6.0
What is that? Please searching by your self :v. Because I don't know too wqwqqq  (sama2 belajarr)

This is link to explore of agriculture technology  https://www.japan.go.jp/technology/innovation/digitalfarming.html

Composting area in field laboratory, composting taken 1 year

warehouse practicum equipment

Green house

Specific treatment for light


Machine agriculture

Biogenetic area

UGC Scholarship n Preparation

June-July 2019

UGC 2019 is coming.... We must prepare the scholarship selection, especially online selection. Time flies so fast, bcs we have class and UAS (academic test). During the month we were prepared online application, discussion what must we write in online application etc.

Learned experience from UGC term 1. I must prepare the selection with my best version, 'jgn sak sak e' and 'ngandalin bejo'. Alhamdulillah I met Bu Ernoiz as supervisor program who always guide me get LOA, selection UGC and daily life in Japan. Don't forget, Mas Edo '(baru kenal juga, krna temen nya my best friends Giyartika and Alifia)' , from them I got information Mas Edo as awardee term 1 in Taiwan. I decided met him and I asked many question about go abroad, how prepare UGC, tips n trick etc. He welcomed person and helpful for mentoring, sometimes I called him as Mentor.

Approaching online application deadline, I made intens consultation about what must I write in application and cmiiw the grammar etc.
I stilled wait the announcement with done lecture research & delegation of conference in Bali.

Tik tok tik tok...
announcement dayyy for interview wqwqqqq. Omaygatttt
Alhamdulillah I got interview step. One step closer bbyyy yeayyy.

I must prepare and consultation again. Qadarullah, how lucky I am. I met Bu Ernoiz (my da best supervisor), Beauty (my besttt partner UGC 2019), Mas Edo and another friends who help me to describe program, daily life in Japan, short course schedule, how to answer interview test, practice english especially speaking, practice interview & simulation test, they gave suggestion etc. This is benefit, why we must have mentor.

When interview test, I was nervous and afraid about result. Why? bcs my english speaking didn't fluently and reviewer liked not interested with my topic, so sad :(((( . 'Dah tau blm fluently, tp aku nya sering bngtt give up gituuu huhuuu, dasar akuu :(('

Alhamdulillah my dad & mom always support me "don't be panic, it isn't final announcement. Allah knows the best way". During waited final announcement, I pray and ask  to Allah gives me the best way.

Jeng jeng2 jengggg D Day

Alhamdulillah ya Allah.... This miracle from You.  Allah give me chance as awardee UGC 2019. What a happy day :)))



August - Sept 2019

Short story, I prepared documents which likes legal LOA, funding from Agriculture Faculty, visa, sponsorship, etc

I think it's a simple activity, but it needed a time to done that.



Preparation Apply Program

August 2017
My  dream as UGC awardee was develop when my senior in agriculture faculty go abroad and learn agriculture in America and Europe. She is Mba Dea Hagania and Mba Ratih Rahmawati. From that, I ask many information to her / his, "Can I join the program?', "Can u tell me, how to be an awardee UGC?", "How I get program short course? etc"

If i'm not forgotten, I ask my PKP's lecture in July 2018 when academic break / holiday time. Qadarullah, PKP departemen haven't program and channel for short course study abroad. So I must ask to another lecture in different departemen. I ask Mr Yunus (Lecture of Agrotechnology UNS) for give me a program to apply UGC. He is kind & welcome to his students who will go abroad.

April 2019
Alhamdulillah I got many information from Mr Yunus. He give me letter of acceptance in Toyo University. But during consultation until UGC 2019 term 1 online application, I'm not actively follow up the program. So I'm not seriously and understand my program exactly what's my activity during short course. 

From that, when interview UGC, I can't answer the question very well. I don't know what I will doing at program. From that, I'm learned "I must well prepare for apply program & UGC scholarship"
Finally, I'm not awardee UGC term 1


June 2018
Alhamdulillah I met Jamiatun, AGB friend. She has planning go abroad and persuade me to join and met Mrs. Ernoiz, my supervisor go to Tohoku University (Lecture of Agribusiness UNS). And then I met Beauty (my partner in UGC 2019). We were process the journey together. We apply the program selection, discussion about what subject we will learn, interested subject for course studied, daily life, learning English and Nihongo, etc. Qadarullah, we got LOA short course from Takashino Sensei. We were enjoyed the process and apply UGC 2019 in second term.

Learning New Experiences in Japan and UGC

Bismillahirrahmanirrahim

Hello all readers my blog. Thank u for read my 'cerita2 semi curcol juga wqwqqq' . This time, I share my experiences during UGC (UNS Global Challenge 2019) in Japan, exactly Agriculture Tohoku University. 

I share my preparation to apply program, UGC Scholarship & preparation, agriculture in Japan, what my activity in Japan, daily life, and my opportunity gone to Japan.

Because there are not enough place to write it in 1 posting. I share the link which related hehheee

1. Preparation Apply Program


4. Opportunity gone Japan

Go Abroad and Met my Goal!!



Good morning happy people, It's Sunday and let's refresh our self :)

I just share about my amazing experience that I learned from my journey when go abroad. Alhamdulillah from this experience, Allah gives me chance to learn about life specially goal of live. When I stayed in Japan, sometimes I'm so confusing, insecure, and overthinking about life, for example : can I don't hassle some one? ; the people is happy / not near me? ; can I give positive feedback to scholarship institution?; why I often 'sambat' and not be grateful and patience? etc.

Why I'm not enjoy my life?

Because, I always listen & sometimes overthinking about  people say, perspective, insight, non verbal  expression etc. Even though, as muslimah we are known the goal of muslim/ah just one, worship to Allah and let's focus on the next goal (akhirat). 

The one can judging just Allah. Why I'm so scared if Allah always with me. And it selfreminder to me for learn what Islamic teach to us and self-improve servant. May Allah with me and gives me faith to remember Him.

Thanks to Allah, and the other kind people who come to my life, give advices, spirit &  helped to me, Barakallah.




Alhamdulillah, Big thanks to Allah

Alhamdulillah around 2019 I get many experience that expected and didn't expect. I try to rewind in this blog, to appreciate my self :

1. Januari :
Internship at BPTP Jateng ( I get the experience & knowledge about the work situation in governer Agricultural sector Indonesia)
2. February - March :
- Prepare for invention in Shanghai / Malaysia ( It's a choice, and I think its my new experience to learn more about go to abroad)
- Academic : I try to did'nt sleep in the class, but I made this mistake again. I try to make priority time, but I made mistake again. And I'm late to come to class
- Do the best in PHBD opportunity at comdev, SIM. Qadarullah, our team didn't get the PHBD program
3. April - May :
- Do the best for Firest B team. Alhamdulillah we got gold medal (I learn more about international trends n research, met the elementary students in Malaysia who always happy and enjoy this invention, MasyaAllah)
- Evaluate the journey in invention. We were do mistake in some procedure & we're less tawakal :((
- Alhamdulillah, ramadhan. I met many friends to go to mosque and tadarus Al Quran
- I can finished my internship report
4. Juni-July :
- Alhamdulillah I finished my semester class, do the best in academic examination (be confident n didn't cheat). But again some mistake I do. Some of practicum citation, copas my friends report, I think I'm not all out when ikhtiar. Sadnesss :(((
- My friends are KKN, and I'm so lonely. Because I plan to get GC awardee in July period, but I didn't get it. I evaluate my self and finding the mentor for GC selection
- I try new challenges to go conference in Bali. I'm so enjoyed to learn conference and meet many panutan friends who have many achievement and bussines. In this journey, I found the mean of "Happy" , I didn't get that when vacation in some places. I evaluate my process & my attitude, i made some mistake again, so saddd :(((
5. August - September :
- I joined the lecture research, about forestry



Be Authentic and be yourself

 I know that is like the conventional journaling medium shifted to the digital footprint. In my assumption, there are few readers in this bl...