Media Massa sebagai Provokator Politik (Artikel Singkat)

Kebutuhan masyarakat akan informasi dapat dipenuhi dengan membaca, mendengar, dan menonton media massa. Media massa merupakan sarana penyampaian berita dari sumber berita ke khalayak umum. Media massa sangat berperan dalam menambah informasi dan pengetahuan seseorang yang mengkonsumsinya, sehingga media massa dapat mempengaruhi pola pikir seseorang.

Akhir-akhir ini, banyak ditemukan media massa yang berkamuflase sebagai provokator politik. Apalagi di musim pemilihan Gurbernur DKI Jakarta  Dapat disimak media massa hanya mengupas berita dari sisi positif kubu calon gurbernur dan wakil gurbernur tertentu dan tidak memberitakan atau menampilkan sisi negatifnya. Diperparah lagi dengan menampilkan dan mengupas sisi negatif kubu lain.

Pengunggulan satu kubu pasangan akan melahirkan suatu pencitraan dalam berita. Sedangkan dengan mengupas sisi negatif kubu lain, secara tidak langsung media massa telah menodai keobjektifan berita yang disampaikan.

Kesubjektifan media massa dalam menyampaikan informasi dan berita, dapat berdampak pada suara (pilihan) masyarakat dalam Pilkada. Mereka berpersepsi positif kepada kubu yang diberitakan memiliki citra positif di media massa yang ia konsumsi. Dengan hadirnya media massa yang subjektif, menimbulkan terpilihnya gurbernur yang tidak sesuai hati nurani masyarakat.

NB : Aktikel ini ditulis dalam UAS Bahasa Indonesia, semester 1.

No comments:

Post a Comment

Be Authentic and be yourself

 I know that is like the conventional journaling medium shifted to the digital footprint. In my assumption, there are few readers in this bl...