Liburan Semester Sejenak

Postingannya gak penting siih, cuma buat upload foto doang di ig. Penginnya foto ig selalu ada cerita di blog. Yaudin terpaksa upload foto dengan cerita di baliknya. Hitung2 buat belajar nulis & blogging.


Akhirnya libur semester dua telah tibaa... yeeyyy. Libur semester genap yang memang panjang banget, kurang lebih 3 bulan (termasuk libur lebaran) mengharuskan ku untuk berlibur produktif. Aku memutuskan mengisi liburan dengan ikut Expronas IAAS, kepanitiaan Livoma, dan menjadi kambing (kakak pendamping di PKKMB Univ). Daripada gabut di rumah, paling nonton film, meet up temen lama, jj keliling Semarang, kumpul bareng keluarga, baca buku, masak roti, ya paling itu-itu aja. Ya kali 3 bulan di rumah terus, gak nambah pengalaman dehh .___.

Aku mengambil berlibur di Semarang cuma 2-3 minggu ajaa, lupa tepatnya berapa.  Ngerasa liburnya cuma 4-5 hari ajaa, selebihnya nunggu in adek kena DB, pantes libur nya cepet banget. Ada plan buat kursus nyetir, belajar coreldraw, nulis blog, mbikin KTI, dll, tapi semua nya wacana hahaa... Emang dasarnya manusia punya rasa mager. Yauda liburan di rumah gak begitu produktif wkwkkk. Cuma kumpul2 bareng temen lama, itu pun hanya beberapa orang aja.

Daripada mubazir sama foto snapshoot bareng sahabat SMA ku, mending aku posting aja di blog. Buat nambah2 galeri hasil hunfot jugaa...

Ada cerita dikit sihh dari hufot foto di parkiran DP Mall, kita di usir petugas parkir, gaboleh hunfot2 gituu di area parkir. Iya bener sihh, menghalangi jalan wkwkkk. Awalnya kami menepi dari parkiran setelah d ingat in 1 kali. Setelah petugas e pergi, ya mbalik hunfot lagi heheee. Eh tau-tau petugas nya dateng lagi, ingatin lagi. Nah kali ini kami beneran langsung pergi, gak ndableg (ndableg = gak nurut) lagi. Petugas parkirnya sampe mbuntut in kita, ngikut in sampe masuk ke DP Mall lagi, memastikan kami gak mau hunfot2 lagi ._____. ealahhh.










Mengenal Batik di Kampung Batik Semarang

Belajar Mengabdi di BDM 2017

Hiruk pikuk panitia BDM patut diacungi jempol, terutama para PHT BDM divisi Pengmas HM Pelita. Setelah tarawihan sampai tengah malam masih menyempatkan rapat harian.  Di pra event menyempatkan  berbelanja untuk baksos. Wara wiri Sekre - Pasar Gede - Kos an Rifqi, dilakukan terus menerus. Maafkan juga Hafni yang kurang peka membantu kelancaran BDM.


Dari BDM ini aku banyak belajar. Belajar untuk mengabdi di masyarakat, bertingkah laku di masyarakat, memberi senyum untuk masyarakat, nano-nano pokoknya buat kepanitiaan ini. Di tengah kesibukkan BDM banyak banget challenge yang kudu dipertanggung jawabkan. Antara menyelesaikan kepanitiaan BDM, tugas, laprak, menjalani puasa dan amalan Ramadhan, dan belajar untuk responsi, semua campur aduk jadi satu. Alhamdulillah bisa dilewati dengan tekad yang bulat. 

Saat inilah amanah manusia di uji. Kita harus percaya bahwa beban hidup yang diberikan pasti bisa diselesaikan, karena Allah tidak akan menguji hamba Nya diluar batas kemampuannya.

Singkat cerita, inilah perjalanan BDM 2017

Pukul 14.00 kami berkumpul di depan Gedung A membawa segudang perkap yang wajib di bawa ke Desa Miri. Kami berangkat motoran, dengan pemimpin rombongan Mas Xena *klo gak salah. Berduyun-duyun menyusuri jalanan Karanganyar-Wonogiri kurang lebih 3 jam. Dengan kecepatan yang relatif kencang, akhirnya kami tiba di Desa Miri. Selama perjalanan, kami menyusuri jalanan naik turun tak karuan dan mendapati tikungan tajam. Sempat aku dan Apri mau jatuh karena menghindari tikungan yang berkelok.  Alhamdulillah tidak jatuh.

Sesampai di Desa Miri, kami langsung singgah ke salahsatu orang baik yang mengijinkan kita menginap selama 3 hari 2 malam, beliau bernama Ibu Sati. Aku langsung bergegas shalat ashar & beres-beres perlengkapan. Terdengar adzan Maghrib, saat nya berbuka tiba. Kami berbuka puasa bersama diiringi rasa kekeluargaan HM Pelita, ahhh moment itu sangat mengingatkanku kehangatan berkumpul bersama keluarga di rumah.

Selepas shalat Maghrib, Isya, dan Tarawih,  kami berkenalan dengan warga Desa Miri di Masjid. Warga menyambut kehadiran kami dengan senyum bahagia yang terpancar tulus dari raut wajah, Alhamdulillah. Malamnya di bagi kelompok menginap, masing-masing rumah terdapat 4-5 orang. Sebelum tidur, tak lupa kami menyempatkan waktu mengerjakan tugas kuliah. Paginya kami menjalani sahur bersama-sama.

Aku menyempatkan diri berkeliling desa, menghirup udara segar yang jarang ku temui di Kota Solo. Pematang sawah yang indah di kelilingi pepohonan yang rindang, menambah syukur ku tinggal di negara Gemah Ripah Loh Jinawi. Gubuk di tengah sawah menarik perhatian ku untuk hunfot.




Sambutan hangat sang mentari, menambahku makin bersemangat mengabdi.



Untuk kegiatan BDM, bisa dilihat http://hmpelita.fp.uns.ac.id/?p=125#more-125

Kegiatan yang ku ceritakan lebih lanjut adalah, pengalaman pertamaku menyuluh di Desa Miri. Sebagai anak Penyuluhan seharusnya ini bukan menjadi tantangan besar, namun bagiku menyuluh bukan sekedar menyuluh, harus menguasai materi, beretika, dapat mengendalikan suasana, dan menyampaikan apa yang harus disampaikan agar pendengar mau melakukan apa yang di suluh. Sebenarnya aku tidak berkontribusi apapun dalam menyuluh. Aku hanya bertugas sebagai asisten penyuluhan, dengan pembicara penyuluhan Mas Faris (PKP 2014).

Amalia selaku pj penyuluhan meminta tolong aku menjadi penyuluh, sebelumnya aku ragu untuk ikut menyuluh, bisa gak yaa???. Namun aku memberanikan diri ikut menyuluh dengan alasan mencari pengalaman. Ya pengalaman merupakan guru terbaik. Berbekal pengalaman menjadi asisten penyuluh, aku belajar bagaimana teknik berbicara yang tepat bagi petani, strategi menjawab pertanyaan, belajar mendengarkan orang lain, dan pastinya belajar mengenai pertanian lebih dalam. Selama menjadi asisten penyuluh, aku hanya membantu menuliskan pertanyaan dari warga, dan ngambil-ngambil in barang. Meski Mas Faris menawari untuk berbicara juga, aku memilih jadi asisten dulu aja. Daripada aku ikutan berbicara, nanti informasinya malah menyesatkan hehehhee & bisa jadi petani gak percaya lagi sama penyuluh pertanian, bisa berabe nihhh.  Mending dikasihkan ke ahlinya saja heheee. 

Dari serangkaian event BDM ini membuatku semakin mantap untuk terjun di Penyuluhan Pertanian, karena di sinilah peran dan kontribusi kita untuk membangun pertanian yang lebih maju. Melalui event ini, aku belajar bagaimana cara menyelenggarakan event pengabdian, alur eksternal masuk ke internal masyarakat, hidup sebagai petani jahe, memanagemen waktu antara BDM dan setumpuk tugas kuliah. Di sinilah aku menemukan rasa kekeluargaan HM Pelita.  Meski lelah dan dihantui tumpukan tugas, tak menyurutkan senyum tulus dari kawan-kawan BDM untuk mengabdi. Senyum sumringah warga dan teman-teman menjadi semangat pengabdian ku.
Thanks a lot BDM and HM Pelita, u give experience more than theory. Semoga langkah yang dilakukan membawa kita menjadi lebih baik & bermanfaat. Amiin. 

Barakallah, 20 Years Old

Antara sedih dan senang, akhirnya aku berusia 20 tahun. Banyak hal yang telah dilalui dalam kehidupan selama 20 tahun. Di umur ke 20 ini beberapa life plan telah tercapai, ada juga yang belum tercapai bahkan gagal dicapai. Banyak suka dan duka menyelimuti semua kehidupan manusia.


Di awal umur ke 20 tahun, teman-teman Mahasit, sahabat yang ingat ultahku, keluarga, teman-teman HM dan BEM mengucapkan selamat ulang tahun. Namun semakin ke sini, semakin aku tersadar bahwa 20 tahun merupakan waktu yang lama sedangkan hidupku ini belum bisa bermanfaat bagi orang banyak. 

Aku berpikiran bakalan gak ya teman-teman ngasih kejutan kecil untuk aku, seperti teman-teman dahulu & keluarga??. Alhamdulillah di PKP 16 yang ulang tahun tanggal 7 Juni ada 2 orang yaitu Hafni dan Lutfi keduanya punya hobi tidur di kelas, bedanya Hafni klo tidur keliatan banget dan sering ketauan, klo Luthfi dah pro banget, tidurnya tersamarkan. Sedangkan tanggal 8 Juni Dewi ulang tahun juga, yipppiii. 

Awalnya aku gak nyangka teman-teman ngasih surprise yang buat aku senang sekali. Surprise nya udah H+ berapa, tapi aku tetep suka. Di malam terakhir / 2 hari sebelum pulkam, aku lupa pastinya, kami bermaksud mengadakan bukber bareng, biasanya bukber pada sendiri-sendiri di kos an. Kami bukber di salahsatu foodcourt di Solo. Dilanjutkan shalat maghrib. Seketika menjelang Isya, aku memberi ide ke Anis buat nyoba shalat Tarawih di Masjid Assagaf. Tapi temen2 pada belum mau pulang, akhirnya aku ikut suara mayoritas dan masih nongki dulu.

Salahsatu teman ada yang pengin melihat air mancur di Taman Cerdas Jebres, dengan alasan jalan-jalan terakhir sebelum pulang. Aku sebenarnya binggung, ngapain juga liat air mancur, kayaknya air mancurnya gak excited banget pula. Tapi karena alasan nongki sebelum pulang, aku gak mau melewatkan kegokilan nongki bareng teman-teman. Akhirnya aku ngikut juga ke Taman Cerdas.

Sebelum ke Taman Cerdas, beberapa orang langsungan ke Taman Cerdas dan beberapa lagi isi bensin. Sesampai di Taman Cerdas kita nongki2 gajelas gitu sambil nunggu beberapa orang yang belum balik. Tiba-tiba pas aku, Dewi, luthfi duduk bebarengan, teman2 pada nyanyi Selamat Ulang Tahun. Refleks aku ikutan nyanyi, tapi gakpaham nyanyi in buat siapa. Eh ternyata buat kami bertiga, Ismi membawa kue ultah juga. Woww that's Surprise. Thanks a lot my best friends, especially yang udah ngerencana in surprise beserta tim hore, Anis, Herlinda, Asna, Grace, Ismi, Ellith, Amal, dan Ellith, Apri. Thanks juga Hani, Auk, dan konco dolan lainnya,  terutama PKP A. Nice to meet and know you, may Allah bless u. Alhamdulillah gak kesepian merayakan ulang tahun di perantauan. Makasii banyak atas perhatiannya dan berbagai warna yang diberikan. I really love that. Thanks juga Apri buat jepretannya. :)









Art Work Festival

Tepat di Bulan Maret 2017, klo gak salah. Terselenggara Art Work Festival. Melihat hasil karya anak FSRD menjadi pilihan tersendiri di sela-sela mengerjakan Laprak dan tugas kuliah. Malam itu, aku menyempatkan rehat dari mempersiapkan project Kadapiserpa yang akan di bawa ke Medan.

Setelah diajak dan mengajak teman-teman sepermainan, kami memutuskan pergi meninggalkan kos dan melaju ke TBJT (Taman Budaya Jawa Tengah) Solo. Kami muter-muter mengkagumi hasil karya yang dipamerkan. Sungguh, hasil karya tersebut mengandung nilai kreativitas di segala sisi *yaiyalah namanya juga hasil karya. Berbekal kamera hp Asna, kami berfoto ria untuk menambah stok foto hunfot.











Maafkan foto terakhir memang absurd. Setelah jj di pameran FSRD, kami bergegas mencari makan. Dari semua pilihan warung makan, mbalik lagi kami berkunjung ke Burjo. Burjo its our life. 

Be Authentic and be yourself

 I know that is like the conventional journaling medium shifted to the digital footprint. In my assumption, there are few readers in this bl...