Merupakan kali pertama ngajar dedek2 SD. Meskipun cuma ngajarin vertikal garden T_T
Entah bener, entah salah vertical gardennya wkwkkk. Maklum belum mentas jd mahasiswa pertanian huhuuu.
Singkat cerita, sekarang aku sudah menginjak semester 4 dan mengambil makul hortikultura. Disaat makul horti, Pak Dekan menerangkan "Lettuce yang ditanam dengan suhu tinggi dan di dataran rendah, rasanya menjadi pahit". Seketika ku teringat program PHBD Comdev di SD Tawangsari. Salahsatu program yang aku usulkan adalah membuat vertical garden, dengan komoditas tanam selada. Kenapa harus vertical garden?? Vertical garden bakalan hemat lahan, media pembelajaran pertanian yang asik, botol bekasnya bisa dihias-hias, secara nggak langsung belajar memanfaatkan sampah. Menurut aku pribadi dengan bertanam vertical garden lebih mengasah kreativitas dan kepedulian lingkungan siih, pastinya fun learning about agriculture. Target dari vertical garden agar siswa mempunyai sense of interest about agriculture. Tahap selanjutnya, aku searching terlebih dahulu terkait pembuatan vertical garden & komoditasnya. It's so simple make vertical garden.
Lanjut mempertimbangkan komoditas tanamnya apa ya?? dengan mikir singkat, aku pilih tanaman selada dengan pertimbangan mudah ditanam dan bisa dipanen, cocok buat media pembelajaran. Dengan PD dan tanpa pertimbangan lainnya. Aku ngusul in itu ke teman2 lain. Akhirnya diterapkanlah vertical garden selada. Sebenarnya aku salah banget, masak ya nanam selada di dataran rendah dengan intensitas matahari yang tinggi, selada nya jadi pahit dong *batinku saat kuliah hortikultura.
Yauda dehhh, lain kali klo mau beramal harus berilmu dahulu. Ingat ilmu sebelum amal. Klo tanpa ilmu, ya jadi begini deh, melakukan hal yang setengah-setengah (selada nya pahit hahaaa, meski belum aku cicipin, kemungkinan besar pahit). Dalam kitab shahihnya, Imam Bukhari mengatakan:
بَابٌ العِلمُ قَبلَ القَولِ وَالعَمَلِ
“Bab: Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan” (Shahih al-Bukhari, kitab: al-Ilmu, bab al ilmu qabla al-qoul wa al amal).
Bener bangett nih, tanpa ilmu yang mendalam, amalan bakal setengah-setengah. Klo mau beramal yang efektif, harus always upgrade keilmuan. Meski udah bisa, harus tetap diinovasikan. “Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.” (HR.Bukhari). Muslim yang berilmu memiliki kemuliaan tersendiri. So, jangan lelah mencari ilmu yaa... Ukuran keilmuan mahasiswa, jangan diukur dari IPK saja. Jangan ngejar IPK tinggi, tanpa pengamalan. Pengamalan dari ilmu yang didapatkan lebih bermakna daripada IPK di ijazah. Bukan berarti yang IPK tinggi itu gak baik, bukan, malah bagus nihh mahasiswa punya IPK tinggi, apalagi didapatkan dengan hasil yang halal (Re: tdk mencontek). Lebih mantap lagi, setelah dapat ilmu, ya diaplikasikan. Kita kudu upgrade ilmu dan action. Semoga Allah selalu memberikan kita kemudahan dalam mencari & mengamalkan ilmu. Serta seimbang dalam mencari dan mengamalkan ilmu.
-Closing-Banyak hal yang aku dapatkan dari ikutan magang Comdev di SIM. Aku bisa belajar CSR secara gak langsung, mengajar, dan yang pasti membagi waktu. Sepulang praktikum langsung cuss ke Boyolali. Tp seru banget ketemu dedek2 yang kepo dengan vertikal garden, memanfaatkan barang bekas, & hal-hal lainnya. Mantap dehh nih kegiatan, meskipun ak gaikut dari awal <3 <3
Foto bersama dengan siswa, guru, dan comdev |
Keasyikan membuat vertical garden |
Studi Ilmiah Muslimah *jare , karena banyak perempuannya wkwkk |
No comments:
Post a Comment