Menjadi Pengajar itu Tak Mudah



Postingan kali ini, panjang buangettt. Maybe it's like diary. Postingan ini pun sebenarnya buat ngisi formulir, jd bahasanya formal gituu.___.

Di awal bulan februari 2018 selama 10 hari saya melakukan volunteering mengajar di SDN 1 Wonosari, Gondangrejo, Karanganyar, Indonesia. Saya bersama teman-teman yang bergabung dalam komunitas Semarak Inspirasi membawa misi mengajarkan budaya literasi bagi siswa SD. Di kegiatan ini, saya diamanahi untuk mengajar anak kelas 2 SD dan memberikan perhatian khusus (memberi bimbingan belajar) pada salahsatu anak kelas 5 SD dimana dia merupakan siswa berprestasi di sekolah. Sebelum penerjunan volunteer, kami diberikan training cara mengajar kreatif, mengembangkan potensi desa, ice breaking, pelatihan mendonggeng, pelatihan mikro teaching, dan simulasi pengajaran. Training tersebut dilaksanakan selama 3 hari bertrut-turut. 

Mendekati anak SD sebenarnya susah-susah gampang lhoo... Mungkin pertamanya kita harus ekstra PDKT dengan memberikan berbagai permainan yang menghibur, nanti kalau mereka udah enjoy sama kita, mereka bakal nyariin kita terus kokk, itulah kesenangan sendiri yangaku suka dari mengajar. Tips mengajar anak kecil dengan menjadikan adik-adik sebagai kawan, bukan murid. Namun harus tanamkan sopan santun juga :)

Oiya anak kecil itu masih polos banget, jadi saat mengajar harus tanamkan jiwa-jiwa yang positif yaa :) jangan nyontoh in jiwa negatif. Saat mengajar, aku dapat pengalaman berharga banget, klo sebenarnya anak kecil gak suka dicuekin, mereka gak suka juga ngeliat kita sibuk main in hp. Ya mungkin karena di sana emang masih desa. Tp bener juga nih, klo kita sering buka hp di depan adik-adik, mereka dengan mudah menirukan habit kita. So, klo ada anak kecil diajak main ajaa, jangan sok sibuk dengan HP.

Dalam mendidik anak-anak, usahakan untuk memanggil mereka dengan sebutan yang positif, seperti "jagoan" dan "anak hebat", agar memberikan kepercayaan diri bagi mereka. Oiyaa hal yang menjadi tantangan dalam mendidik anak-anak yaitu menumbuhkan rasa percaya diri pada mereka. Kadang mereka masih malu-malu dalam mengali potensi dirinya, maju di depan kelas. Ha ini dapat diantisipasi dengan memberikan pujian, teladan, dan semangat lebih naum tidak memaksa. 

Rutinitas saya selama 10 hari, diawali dengan mengenal terlebih dahulu siswa SD Wonosari. Di hari pertama, tepatnya hari Jumat, 2 Februari 2018 kami mengadakan serangkaian acara makrab bagi seluruh volunteer kegiatan. Kami mengadakan barbeque party dan menonton film bersama. Tujuan dari makrab agar kita saling mengenal satu sama lain. Hari kedua, Sabtu 3 Februari 2018 kami mengadakan  pembukaan Semarak Inspirasi dan mengadakan pengobatan gratis bagi warga Desa Wonosari. Pengobatan gratis bekerjasama dengan BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia) suatu organisasi kemanusiaan. Tujuan kami mengadakan acara ini sebagai pengenalan kami dengan warga Desa Wonosari. Kami juga melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan tokoh masyarakat setempat.Hari selanjutnya, Minggu, 4 Februari 2018, pagi hari kami melakukan outbond bersama siswa SD Wonosari. Kegiatan ini dimaksud untuk membangun chemistry antara volunteer dan anak-anak. Sore harinya kami melakukan pengajaran di TPA (Taman Pendidikan Al Quran) sekolah Quran di Desa Wonosari.


 Hari keempat, Senin 5 Februari 2018 kami terjun langsung di SD Wonosari. Kami berjalan dari rumah singgah ke SD sejauh 1 km, dilanjutkan mengikuti upacara bendera Merah Putih. Setelah pengenalan dengan murid dan guru, kami mulai berkenalan kembali di kelas masing-masing. Aku beserta pengajar kelas 2 berkenalan dengan murid kelas 2, kami melakukan pengenalan dengan bernyanyi bersama. Selanjutnya kami melakukan pengajaran kreatif sesuai mata pelajaran. Apabila murid mulai bosan, kami mengadakan ice breaking. 


Di saat jam istirahat, kami menyempatkan untuk bermain bersama murid-murid, agar kami bisa lebih akrab. Di akhir pengajaran kami melakukan review materi apa saja yang sudah di ajarkan satu hari ini, memberikan referensi negra-negara di dunia, dan mengajarkan jiwa kepemimpinan dengan memberi murid kesempatan untuk memimpin doa pulang dengan nyanyian kreatif. Saat sore hari, kami melatih siswa SD Wonosari untuk berpartisipasi dalam Pentas Literasi Anak, di dalamnya terdapat lomba baca puisi, drama, pidato, dan mendongeng. Siswa SD Wonosari sangat antusias mengikuti latihan, mereka dating lebih awal 1 jam sebelum acara dimulai. Siswa SD Wonosari terlihat gembira dengan kedatangan Semarak Inspirasi. 

Malam harinya, kami melakukan pendampingan belajar bagi beberapa siswa SD Wonosari yang kurang bisa mengikuti pelajaran, siswa yang hiperaktif, siswa pendiam, dan siswa berprestasi. Tujuan kami melakukan pendampingan belajar, agar kami mengetahui metode yang tepat untuk mengaarkan berbagai karakter siswa. Di setiap akhir kegiatan, kami melakukan sharing pengalaman dan evaluasi acara. Hal ini kami laksanakan selama tanggal 5-8 Februari 2018.

Hari ke Delapan, Jumat, 9 Februari 2018 kami mengadakan senam sehat bersama siswa SD Wonosari beserta guru, dilanjutkan dengan perlombaan menghias tempat sampah dan membuat kerajinan tangan. Kami mengajarkan juga Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bekerjasama dengan Bismillah Production (Komunitas Peduli Kesehatan Masyarakat) oleh mahasiswa kedokteran UNS. Sore hari kami melakukan latihan terakhir untuk memersiapkan siswa tampil di Pentas Literasi Anak.  Malam harinya, para volunteer Semarak Inspirasi membuat dekorasi Pentas Literasi Anak dan mempersiapkan keperluan acara. 




Hari ke Sembilan, Sabtu, 10 Februari 2018 kami melaksanakan Pentas Literasi Anak. Pentas ini menampilkan perlombaan baca puisi, donggeng, pidato, dan drama. Pentas yang dihadiri orang tua murid, Guru dan Kepala Sekolah, beserta Pak Bayan Desa Wonosari. Pada kesempatan ini, kami perpisahan dengan semua warga SD Wonosari. Hari terakhir, 11 Februari 2018 para volunteer melaksanakan senam bersama dilanjutkan evaluasi program volunteering selama 10 hari. Siang nya kami berpamitan dengan warga dan tokoh Desa Wonosari. 

No comments:

Post a Comment

Be Authentic and be yourself

 I know that is like the conventional journaling medium shifted to the digital footprint. In my assumption, there are few readers in this bl...